Surabaya (KN) – Lembaga Pengembangan Jasa Konstuksi Daerah (LPJKD) Jatim mengkhawatirkan banyaknya tenaga-tenaga ahli kontruksi dari negara-negara Asia Tenggara. Kebaradaan mereka akan berdampak pada porsi tenaga lokal.
“Memang harus diwaspadai masuknya tenaga-tenaga asing di proyek-proyek konstruksi kita. Di satu sisi, kita kehilangan devisa. Di sisi lain tenaga kerja kita semakin terjepit dengan hadirnya tenaga asing,” kata Sekretaris Lembaga Pengembangan Jasa Konstuksi Daerah (LPJKD) Jatim, Soetarmo, di sela Pelatihan dan Uji Kompetensi Tenaga Terampil di Surabaya, Senin (9/5).
Soetarmo mengatakan, hingga akhir 2010 lalu, sudah ada 150 badan usaha asing bidang konstruksi yang masuk ke Indonesia. Masuknya perusahaan-perusahaan asing ini akan secara tidak langsung juga membawa tenaga-tenaga ahli sendiri. Mengenai jumlah pasti tenaga asing yang masuk, Soetarmo mengaku tidak punya data pasti. “Tapi indikasinya terus bertambah setiap tahun,” ujarnya.
Negara-negara seperti Filipina, Vietnam, hingga Bangladesh merupakan negara yang kini mulai gencar mengirim tenaga asing mereka ke Indonesia. Padahal, menurut Soetarmo, kualitas tenaga asing yang masuk ke Indonesia juga tidak terpaut jauh dengan tenaga kerja asli Indonesia. Permasalahan utama tenaga ahli lokal jarang yang memiliki bukti kompetensi. “Sedangkan tenaga asing rata-rata sudah punya itu,” tambahnya.
Oleh karena iti, LPJKD terus mendorong tenaga lokal untuk melakukan uji kompetensi sehingga mendapatkan pengakuan secara institusional. Dengan demikian, tender baik milik pemerintah maupun swasta akan semakin mudah didapat.
Sementara itu, Ketua Unit Pelaksana Sertifikasi Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi (UPS-ATAKI) DPD Jatim, Hafza M Mattaliti, mengatakan, saat ini pertumbuhan tenaga jasa konstruksi yang mengurus sertifikat baru mencapai 70 %. “Saat ini jumlah tenaga yang mempunyai SKT tercatat 4.000 orang. Sedangkan pertumbuhan yang mengurus sertifikat baru mencapai 70% tiap tahunnya,” ujarnya.
Sedangkan bisnis kontruksi pada tahun 2011 ini akan membawa iklim perbaikan seiring stabilnya kondisi ekonomi. Bahkan, pada tahun ini sumbangan sektor tersebut terhadap total Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) Jatim diperkirakan bakal melejit hingga Rp 45 triliun. (ms)
Foto : Ilustrasi tenaga asing di proyek kontruksi