KORAN NUSANTARA
indeks Nasional

Meristek Gusti Muhammad Hatta Tekankan Tujuh Bidang Teknologi

Surabaya (KN) – Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta menekankan tujuh fokus bidang teknologi dalam sesi pertemuan yang membahas Policy Partnership on Science, Tehnology and Inovation (PPSTI) di Forum “Second Senior Official’s Meeting” (SOM II) Asia Pacific Economic Cooperation yang digelar di Surabaya, Selasa (9/4/2013).Muhammad Hatta mengatakan, tujuh fokus yang dimaksud di antaranya pertanian dan ketahanan pangan, energi, kesehatan dan obat, ICT, transportasi, pertahanan dan teknologi. “Tujuh fokus itu yang kita tawarkan,” katanya saat membuka APEC SOM II “Policy Partnershio on Science Technology and Innovation (PPSTI) di Surabaya.
Hatta mengatakan, tujuh fokus itu memberikan peran yang lebih besar kepada Indonesia yang hampir 70 persen wilayahnya merupakan perairan.

“Sikap strategi yang menguntungkan Indonesia adalah transfer teknologi,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa kapasitas atau kemampuan Indonesia dalam teknologi saat ini mulai meningkat. “Kita Negara berbasis inovasi. Dengan adanya PPSTI, target itu bisa terealisasi,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut dia, transfer pengetahuan dari Negara maju sangat dibutuhkan bagi Negara berkembang seperti Indonesia. “Kita punya peran yang sama di dunia internasional,” ujarnya.

Hatta memberikan definisi teknologi yakni untuk meningkatkan produktivitas, pelayanan, perlindungan dan pertahanan. “Negara kita merupakan daerah tsunami, untuk mengurangi dampak itu kita harus sejajar dengan mereka,” katanya.

Sementara itu, Kepala PPSTI yang juga menjabat Deputy Menristek Amin Subandrio berharap forum PPSTI SOM II APEC tidak menjadikan negara berkembang sebagai pasar policy negara maju. Namun, PPSTI mampu memberikan transfer inovasi tehnologi untuk negara-negara berkembang agar bisa bermanfaat bagi sektor bisnis.

“Jangan sampai negara berkembang jadi pasar policy negara maju, tapi betul-betul meningkatkan kapasitas negara berkembang,”tegasnya.

Menurutnya, transfer tehnologi sangat penting di era keterbukaan saat ini, agar posisi antara negara maju dan negara berkembang sama dalam bidang pengembangan tehnologi. “Forum ini harus menguntungkan bagi Indoensia, dan kapasitas Indonesia harus meningkat,” ujarnya.

Menristek juga mengungkapkan bahwa tahun ini berencana melakukan kerjasama dengan beberapa negara di bidang pengembangan tehnologi energi panas bumi, agar bisa secepatnya menggantikan bahan bakar minyak.

“Sebetulnya yang akan kita kembangkan adalah tehnologi energi panas bumi, kita hanya memanfaatkan 1-2 persen saja dari potensi saat ini, padahal kita mempunyai 40 persen potensi dunia, dan lebih ramah lingkungan,“ ujar Menteri Riset dan Tehnologi Ir. Gusti Muhammad Hatta, saat di Forum SOM II APEC, Surabaya.

Ia mengatakan, salah satu negara yang sudah melakukan kerjasama dalam bidang pengembangan energi panas bumi ini adalah Jerman. “ Yang sudah memanfaatkan kerjasama ini adalah Jerman, seperti di Sulawesi Utara dan Jawa Barat. Dan seharusnya energi ini sekarang sudah dimanfaatkan, karena BBM kita 15 tahun lagi akan habis,” ujarnya.

Ia menambahkan sebetulnya pihaknaya sudah lama mengembangkan tehnologi di bidang pengembangan energi. Namun, pada tahun ini Kemenristek lebih menekankan pada peningkatan intesitas.

‘’Untuk Bidang Energi sekarang sudah mulai, cuma kita ingin lebih meningkatkan intesitasnya. Dan semua sudah dicoba, habis ini kita akan meninjau energi arus laut,” terangnya.

Menristek juga menjelaskan, selain di bidang energi, kerjasama dengan berbagai negara juga dilakukan dalam bidang pengembangan tehnologi pertanian, pertahanan dan kesehatan.

“Kalau secara umum ada bidang pertanian dan pertahanan. Ada yang membuat kapal perang dan pesawat tempur. Dan ada juga pesawat angkut biasa. Di bidang kesehatan, tahun ini Libya akan membangun pabrik Biofarma,“ ujarnya. (red)

 

Foto : Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta

Related posts

Gubernur Dampingi Wapres Tinjau RSI di Jl Wonokromo

kornus

Menteri Basuki Instruksikan Penanganan Bendungan Cipancuh

Wabah DBD, Jatim Tertinggi di Seluruh Indonesia

redaksi