Surabaya (KN) – Pasca kebakaran gedung cagar Budaya Balai Pemuda Surabaya, selasa (20/9) lalu itu, mendapat perhatian Komisi C DPRD Surabaya. Komisi yang membidangi masalah pembangunan dan lingkungan bersama Dinas Pemadam Kebakaran akan melakukan pemeriksaan seluruh hidrant di lingkungan Pemkot Surabaya.Wakil ketua Komisi C DPRD Surabaya, Simon Lekatompesi, Minggu (25/10) mengatakan, pihaknya akan membuktikan apakah PMK selama ini melakukan pengawasan terhadap hydrant yang terpasang di kantor-kantor pemerintahan atau tidak. “Akibat kebakaran Balai Pemuda, kita akan merencanakan mengecek langsung hydrant di kantor pemerintahan, jika di kawasan tersebut tidak ada peralatan kebakaran kita paksakan harus ada pengadaan” tegasnya.
Pemeriksaan ini dinilai penting, setelah mengetahui hydrant di Balai Pemuda saat kebakaran ternyata tidak berfungsi. Padahal, menurut Ketua fraksi Partai Damai Sejahtera ini, pemeliharaan hydrant merupakan kewenangan Dinas PMK. Simon Lekatompesi mengungkapkan dalam setiap dengar pendapat dengan PMK dirinya telah meminta seluruh hydrant harus didata kembali dan diberi spesifikasi lokasi serta dijaga agar tidak tertutup dengan bangunan lain. “Dalam heraing titik spot harus didata kemudian diberi spesifikasi agar hydrant di awasi. Di Korea selatan, Hydrant di jaga, diberi pengaman keliling agar tidak tertutup bangunan lain” tuturnya.
Untuk mengatasi kebakaran yang terjadi di kawasan perumahan, Simon juga telah mengusulkan agar Pemkot Surabaya membangun hydrant di tiap-tiap kampung. “Sebetulnya saya sudah sampaikan ke PMK, di setiap kampung agar dibangun hydrant. Caranya bekerjasama dengan PDAM. Jadi sewaktu butuh dipakai. Saya sudah ngomong tapi tidak pernah terealisasi” ungkap Politisi PDS Surabaya.
Menanggapi rencana pemeriksaan hydrant, Kepala Dinas PMK Surabaya Nousri Faroch mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan di sekitar gedung Balai Pemuda Surabaya dulu. ‘ Pemeriksaan akan diprioritaskan di sekitar gedung balai Pemuda. Mulai dari SMA Tri Murti, Gedung Balai Pemuda hingga gedung DPRD Kota Surabaya” ujarnya.
Ia berdalih, sebenarnya tiap tahun telah melakukan pengawasan terhadap seluruh hydrant yang terpasang di sejumlah kawasan. Jika ditemui hydrant rusak, pihaknya akan mencarikan solusi, diantaranya dengan melakukan koordinasi dengan PDAM Surabaya. “ Jika ada yang tidak berfungsi, kita akan carikan solusi. Salah satunya koordinasi dengan PDAM,” katanya
Kasus kebakaran di Surabaya meningkat 42 persen. Dari 178 kasus yang terjadi pada tahun 2010, jumlahnya meningkat pada tahun 2011 menjadi 253 kasus per september ini. (anto)
Foto : Simon Lekatumpessy