Surabaya (KN) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur optimistis kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau “ASEAN Economic Community/AEC” pada tahun 2015.“Keoptimisan ini karena perkembangan bisnis UMKM khususnya di Jatim kini banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang UMKM, M Rizal, Jumat (11/4/2014).
Salah satunya, ungkap Rizal, dari pelaku usaha perbankan melalui penurunan suku bunga kredit kepada pengusaha UMKM. Jika sebelumnya suku bunga kredit berlaku delapan persen maka kini menjadi enam persen. “Upaya perbankan ini merupakan peluang bagi eksistensi UMKM guna bersaing dengan penguasaha asing pada MEA tahun depan,” ujarnya.
Apalagi tahun 2015, jelas dia, Indonesia dihadapkan pada era pasar bebas ASEAN. Walau demikian sampai saat ini kemudahan akses perbankan bagi UMKM memang masih menjadi persoalan krusial. Contohnya, ada banyak UMKM yang belum tersentuh penyaluran kredit perbankan karena sulitnya persyaratan. “Hal itu berdampak ketika UMKM menjalankan produksinya, di mana mereka banyak menggunakan pendanaan mandiri,” tuturnya.
Di Jatim, tambah dia, selama ini hanya 30 persen UMKM yang sudah tersentuh penyaluran kredit perbankan. Penyebabnya, lebih dipicu pemberlakuan persyaratan yang ketat seperti ada tidaknya keberadaan anggunan atau lamanya berbisnis.
“Banyak pengusaha UMKM yang bisnisnya sangat ‘feasible’. Akan tetapi perbankan menilai mereka tidak ‘bankable’,” katanya. (ovi)