KORAN NUSANTARA
Hallo Nusantara indeks

Sebagai Anak bangsa Kita Patut Bersyukur Terhadap Pancasila

bos wanto edisi 41Beberapa hari lagi merupakan hari bersejarah yang tak pernah pudar dari ingatan kita, tepatnya pada tanggal 1 Juni yang merupakan hari lahirnya falsafah dan dasar negara RI “Pancasila” sebagai ideologo bangsa Indonesia.

Pancasila yang dikumandangkan kelahirannya pada 1 Juni 1945, sekitar kurang lebih 66 tahun yang lalu. Namun dalam seiring perjalanannya selama ini, timbul multi penafsiran terhadap Pancasila yang gagasannya waktu itu dipelopori salah satu tokonya adalah Bung Karno. Tapi yang jelas para pendiri bangsa ini berharap agar negara yang baru lahir waktu itu memiliki pegangan dasar yang kokoh untuk mempersatukan etnis yang ada, agama, dan ideologi.

Ideologi adalah sebuah ilmu gagasan mengenai cita-cita sebuah negara yang di dalamnya berdasarkan karakteristik bangsa, dan tatanan geografis wilayah. Fakta sejarah negara Indonesia berideologi Pancasila disepakati dan disahkan pada tanggal 1 Juni 1945.

Pancasila sebagai ideologi Indonesia menerangkan bagaimana sikap dan perilaku dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila dalam Pancasila memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lain dan sifatnya hierarkis, yaitu menyudut pada dua hal kefilsafatannya, yaitu:

1. Pancasila mempercayai adanya Tuhan sebagai Maha Pencipta

2. Pancasila mengkaji manusia dan secara khusus mengkaji manusia Indonesia dan aspek-aspeknya tersebut dalam setiap silanya.

Pancasila dalam sejarahnya adalah ideologi yang bernafaskan nasionalisme. Nasionalsme yang berdasarkan pada karakteristik bangsa Indonesia. Nasionalisme yang merangkul seluruh agama, budaya, bahasa, dll. Hal ini menunjukkan bahwasannya Pancasila memberikan wadah kepada setiap golongan.

Nasionalisme yang mempersatukan seluruh golongan. Bukan hanya merangkul pada satu golongan saja. Pemetaan disorientasi Pancasila terletak pada pendidikan kritis mengenai ideologi. Kita sebagai warganegara memiliki rasa paradigma kepancasilaan, negara Indonesia tidak akan mudah dihasut oleh masalah-masalah yang mengandung sara.

Sebagai anak bangsa seharusnya kita patut bersyukur karena telah memiliki ideologi yang bisa mempersatukan anak bangsa yang tersebar diberbagai kepulauan dan pulau-pulau kecil di seluruh polosok nusantara. Selain mempersatukan berbagai etnis yang ada, Pancasila juga dapat mempersatukan berbagai budaya yang ada, termasuk lahirnya bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia yang  serumpun dengan bahasa Melayu.

Jika dibandingkan dengan bahasa melayu, maka bahasa Indonesia menjadi bahasa ibu yang sudah dipergunakan oleh dua ratus juta lebih penduduknya. Maka jasa Pancasila tidak berlebihan jika ia dapat disimpulkan sebagai  keutuhan bangsa tidak diragukan, kendati pernah ingin diselewengkan, bahkan ingin diperas menjadi trisila, yang berbuntut pada meletusnya G30S/PKI, namun berkat kesaktian Pancasila,  gerakan tersebut dapat ditumpas, bahkan PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan paham komunis, hal ini ditandai dengan keluarnya Surat Ketetapan MPR nomor 25 yang melarang paham komunis.

Dalam hal keyakinan beragama, Pancasila jelas tidak bertentangan dengan agama yang ada di Indonesia seperti Islam, Nasrani, Hindu, Budha. Hal ini terlihat dengan jelas sejak  diberlakukannya dan dijadikan  hari-hari  besar setiap peristiwa penting yang diakui oleh agama-agama yang ada di Indonesia tersebut. Sesungguhnya kehidupan damai di antara umat beragama di Indonesia tetap terjaga, kendati di beberapa tempat telah timbul berbagai konflik disebabkan oleh masuknya doktrin-doktrin teroris, Negara Islam Indonesia (NII) yang lagi menghangat. Tindakan tersebut adalah mereka yang   tidak senang dengan kedamaian antar umat beragama di negeri kita tercnta ini.

Yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita tetap  berpegang pada pemahaman  yang terkandung pada batang tubuh Pancasila, kita tidak boleh  berprasangka (Suhudzon) di antara para penganut agama lain. Begitu juga  sebaliknya, agar peganut agama yang satu dengan yang lainnya tersebut tidak saling mengecilkan peran masing-masing di dalam membangun bangsa dan negeri ini. Siapa saja yang memiliki kemampuan tenaga dan materi, maupun ilmu, semuanya harus ikut membangun bangsa ini untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama.

Terbukti, Pacasila telah mampu memberi bukti sebagai ideologi bersama masih tetap relevan dibandingkan dengan ideologi yang lain. Oleh karena itu, bila masih ada kelompok masyarakat yang ingin  mengganti  Pancasila dengan ideologi lain, apalagi yang tidak relevan dengan kultur dan budaya bangsa kita, hendaknya keinginan tersebut lebih baik dibuang jauh-jauh. Sebab masalah kita sekarang ini adalah bagaimana segenap rakyat hidup dalam kecukupan  dan berkeadilan. Sebab secara pasti hanya para penghianat negara yang tidak suka Pancasila.

Semua lembaga negara harus berkomitmen secara aktif mengambil tanggung jawab dalam menguatkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara, sesuai dengan peran dan posisi masing-masing. Pancasila harus menjadi ideologi dan inspirasi untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang jujur, rukun, harmonis dan jauh dari sikap mementingkan diri sendiri.

Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, empat pilar yang harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.***

Related posts

Disambati Warga Saat Reses di Surabaya, Hadi Dediansyah Akan Bantu Selesaikan Sengketa Tanah Warga Jogoloyo

kornus

Semakin Prima! Pelayanan Dispenduk dan DPMPTSP Surabaya Capai Predikat A dari MENPAN-RB

kornus

Dipungli Ratusan Ribu, Warga Yang Mengurus Akte Nikah Di KUA Tenggilis Protes

kornus