KORAN NUSANTARA
Headline indeks Lapsus

Mengenali Malaria Pada Kehamilan

 dr. Sonny Fadli-Pemerhati, Kesehatan, Ibu & AnakKoran Nusantara – Hamil dalam kondisi terbebas dari penyakit hingga melahirkan bayi sehat menjadi dambaan setiap ibu. Sayangnya harapan ini tak tercapai manakala kehamilan ibu rentan terhadap penyakit, tertentu salah satunya infeksi malaria. Malaria pada kehamilan dapat berdampak ringan hingga sangat serius, baik terhadap ibu maupun janin dalam kandungan. Ada baikknya seorang ibu memahami segala seluk beluk mengenai malaria.Malaria merupakan penyakit akibat penularan parasit malaria melalui beberapa jenis spesies nyamuk, salah satunya adalah Anopheles. Parasit malaria masuk dalam darah manusia lewat gigitan nyamuk Anopeles yang sudah terinfeksi sebelumnya

Hingga saat ini, diketahui ada empat jenis parasit malaria yang menginfeksi manusia, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae. Di antara keempat jenis Plasmodium tersebut, yang paling sering menginfeksi manusia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Namun, Plasmodium falciparum lebih sering menyebabkan kematian dibandingkan yang lain.

Gejalanya, di inkubasi malaria, berarti waktu parasit beredar dalam darah hingga menimbulkan gejala klinis, terjadi dalam kurun waktu 10 hingga 15 hari. Gejala klinis yang muncul menyerupai gejala flu, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, berkeringat, batuk, diare, mual dan muntah

Pada beberapa kasus, demam yang disertai menggigil terjadi dalam siklus 48 jam dan diikuti oleh keluarnya keringat berlebih. Pada kondisi hamil, gejala yang muncul bisa sedikit berbeda. Demam bisa tampak ringan atau bahkan sangat tinggi, dan tidak mengikuti siklus 48 jam.

Apabila ibu hamil mendapat keluhan tersebut, terutama panas dan menggigil, disarankan segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah penyebabnya adalah malaria atau bukan. Dokter akan menggali tentang keluhan yang diderita, melakukan pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan darah di laboratorium. Apabila memang terdeteksi malaria, dari pemeriksaan darah akan diketahui jenis malaria yang menginfeksi, dan berapa kepadatan parasit dalam darah. Informasi tersebut akan membantu dokter dalam memberikan pengobatan yang aman, tepat dan efektif.
Apakah ibu hamil lebih berisiko terserang malaria?

Setiap penduduk yang menempati daerah endemis malaria, termasuk Indonesia berisiko terserang malaria. Dua kelompok yang paling rentan adalah ibu hamil dan bayi. Berdasarkan hasil penelitian, kehamilan dapat menyebabkan perubahan hormonal yang berujung turunnya daya tahan ibu. Akibatnya, ibu hamil dua kali lebih rentan terinfeksi malaria dibandingkan wanita yang tidak hamil. Risiko semakin meningkat bila ibu hamil menderita infeksi HIV/AIDS.
Lalu apa bahaya malaria pada ibu hamil dan janin

Serangan malaria pada ibu hamil dapat menyebabkan gejala klinis ringan hingga komplikasi yang sangat serius, seperti: Anemia, Jaundice (sakit kuning), Hipoglikemia (gula darah rendah), Sesak nafas akibat, edema paru (pengumpulan cairan tubuh dalam paru), Gagal ginjal, agal hati

Sedangkan dampak malaria pada janin meliputi: Keguguran, Gawat janin, Lahir premature, Berat badan lahir rendah, Pertumbuhan janin terhambat, dan Kematian janin dalam kandungan
Mengobati malaria

Tidak semua obat malaria aman untuk ibu hamil. Oleh karena itu, pengobatan harus berdasar atas resep dokter. Obat malaria diberikan sesuai tingkat keparahan dan jenis parasit yang menginfeksi. Dokter akan memberikan anjuran apakah ibu hamil perlu dirawat inap atau cukup berobat jalan.

Setelah obat diberikan dalam kurun waktu tertentu, pemeriksaan darah ulangan perlu dilakukan untuk memastikan apakah parasit malaria sudah terbasmi. Apabila ada fasilitas ultrasonografi (USG), dokter akan menganjurkan pemeriksaan USG lebih sering untuk memantau pertumbuhan janin dalam kandungan.
Apakah kalau sudah pernah terinfeksi malaria akan kebal seterusnya?

Apabila ibu hamil hanya terinfeksi malaria sekali, imunitas atau daya tahan tubuh terhadap malaria untuk kehamilan berikutnya belum terbentuk secara komplit. Imunitas atau daya tahan tubuh alamiah terhadap serangan malaria baru terbentuk bila serangan malaria sudah terjadi beberapa kali. Namun, daya tahan tersebut tidak secara konsisten mencegah serangan malaria. Ibu hamil tetap berisiko terinfeksi malaria. Mengingat alasan tersebut ditambah dampak malaria pada ibu hamil dan janin, upaya pencegahan malaria sangatlah penting
Tips mencegah malaria

Malaria dapat dicegah dengan beberapa cara seperti:

· Memakai pakaian yang berwarna cerah karena nyamuk lebih tertarik dengan warna gelap

· Memakai pakaian berlengan panjang untuk menghindari gigitan nyamuk

· Memakai AC (Air Conditioner) atau istirahat di tempat yang bertemperatur dingin. Nyamuk relatif tidak menyukai temperatur dingin

· Memakai produk anti nyamuk berupa kelambu, obat nyamuk bakar, dan sebagainya

· Meminum obat pencegahan malaria berdasarkan anjuran dokter

Penulis : dr. Sonny Fadli  (Alumni FK Unair 2006 – Pemerhati Kesehatan Ibu & Anak)

 

Related posts

Direskrimum Polda Jatim Ringkus Mahasiswa Pemasok ‘Ayam Kampus’

kornus

Walikota Eri Cahyadi Terima Penghargaan Pembina K3 Tingkat Provinsi Jatim dari Gubernur Khofifah

kornus

Febria Rachmanita : Tidak Semua Data Klaster yang Beredar Itu Benar

kornus