Wakil Sekretaris Fraksi PKB DPRD Jatim, Muhammad Ashari
Surabaya (mediakorannusantara.com) – Suara dukungan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Bank Jatim buntut skandal kredit fiktif Bank Jatim Cabang Jakarta yang mencapai Rp569,4 miliar masih nyaring terdengar.
Wakil Sekretaris Fraksi PKB DPRD Jatim, Muhammad Ashari, mengaku mendapat banyak dukungan baik dari DPRD ataupun masyarakat untuk terus berikhtiyar mengusulkan pansus Bank Jatim terbentuk.
“Alhamdulillah ditengah-tengah menjalankan ibadah puasa ini kita terus berikhtiar mempersiapkan Pansus Bank Jatim. Dukungan dari anggota diluar Fraksi PKB juga terus berdatangan, meski ada juga fraksi yang menolak bahkan melawan Pansus,” kata Ashari saat dikonfirmasi, Senin (17/5/2025).
Anggota Komisi C DPRD Jatim ini mengatakan, kredit fiktif yang terjadi di Bank Jatim mendapat perhatian tidak hanya dilingkungan DPRD, tapi juga publik secara keseluruhan. Atensi tersebut dirasakannya ketika banyak pihak yang menghubunginya guna mendukung pembentukan pansus.
“Kasus Bank Jatim ini sudah menyita banyak perhatian. Teman-teman LSM, wartawan, aktivis juga sedang menyoroti skandal Bank Jatim. Saya ucapkan terima kasih atas atensi dan dukungan dari teman-teman. Kita di DPRD Jatim juga sedang berikhtiar, Fraksi PKB paling lantang meminta usut tuntas skandal Bank Jatim,” kata dia.
Ia mengaku usaha pembentukan Pansus Bank Jatim ini memerlukan kerja keras, pasalnya ada beberapa pihak tidak berkenan bahkan menolak wacana pembentukan pansus. Pansus akan cepat terbentuk ini jika dukungan publik menguat.
Ashari menilai, pihak esekutif sendiri sepertinya tidak berkenan munculnya wacana pembentukan Pansus Bank Jatim. Terbukti selama ini terkesan diam dan memasrahkan kasus kredit fiktif Bank Jatim kepada pihak Lembaga hukum.
“Harusnya pihak esekutif juga tidak diam atau memasrahkan permasalahan ke APH. Sampai detik ini saya amati belum ada sikap resmi Pemrov jatim terkait skandal Bank Jatim. Padahal Komisaris Bank Jatim adalah pejabat Pemprov. Masak Komisaris tidak tau,” ujarnya.
Lebih dari itu, kepercayaan publik, masih kata Ashari, lambat laun mulai menurun akibat banyaknya kasus yang menjerat Bank Jatim. Skandal Bank Jatim tidak hanya terjadi kali ini saja. Oleh sebab itu, pembentukan pansus salah satunya berorientasi menjaga kepercayaan publik agar tidak hilang.
“Ikhtiar ini kami lakukan semata-mata untuk mengembalikan kepercayaan publik. Bank Jatim sebagai salah satu BUMD yang memberikan kontribusi terhadap PAD harus terus dibenahi dan didorong agar bisa memberikan kenaikan deviden setiap tahunnya,” pungkas Ashari. (KN01)