KORAN NUSANTARA
Headline Jatim

Sapi-sapi di Situbondo Mati Mendadak, Ini Penyebabnya

Jakarta (mediakorannusantara.com) – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Situbondo mengimbau agar pe muternak memperhatikan cara menyajikan pakan terhadap ternaknya. Hal ini seiring hasil uji laboratorium penyebab kematian sembilan ekor sapi milik warga bukan karena virus dan penyakit yang dikhawatirkan, tetapi karena perut sapi kembung (tympani).

“Sejak awal kami yakini bahwa ini bukan penyakit hewan menular, terlebih penyakit yang sedang ditakuti yaitu antraks,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Situbondo, Mohammad Hasanudin Riwansa, Jumat (7/2).

Ia menuturkan, hasil uji laboratorium sampel darah, dan sampel lainnya, kematian sembilan ekor sapi terkait rose bengal test (RBT) delapan sampel 100 persen dinyatakan negatif. Sedangkan pengujian antraks dari delapan sampel 100 persen juga dinyatakan negatif dan termasuk juga dengan pengujian toksin, plumbon, dan sianida hasilnya juga negatif.

Sementara endoparasite dari delapan sampel yang diuji laboratorium, menurut dia, satu sampel positif terinfeksi cacing hati (faciola hepatica), dan tujuh sampel lainnya dinyatakan negatif.

“Untuk parasit darah dari delapan sampel, hasil uji laboratorium juga semuanya negatif. Dari pengujian yang dilakukan laboratorium di Malang, tidak mengarah pada penyakit hewan menular strategis,” ujar dia.

Ia menuturkan, rumput muda sangat berbahaya bagi hewan ternak karena menyimpan banyak air. Oleh karena itu, ia mengimbau agar peternak memperhatikan cara menyajikan pakan terhadap ternaknya.

“Untuk menghindari kematian sapi karena tympani atau perut kembung, penyediaan pakan harus diseimbangkan. Jeramian itu bagus untuk penyeimbang pakan, sedangkan rumput muda harus diangin-anginkan terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan air,” kata dia.

Sebelumnya, pada 3 Februari 2020 tercatat sebanyak sembilan ekor sapi di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, mati secara mendadak, ternak sapi warga sati desa itu mengalami kejang-kejang dan mati.

Sebelumnya, sembilan ekor sapi mati mendadak di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Penyebab kematian hewan ternak milik warga itu belum diketahui pasti.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Situbondo telah berkoordinasi dengan tim kesehatan hewan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim), tim Rumah Sakit Hewan Surabaya, dan tim laboratorium Malang.(lp6)

Related posts

Wagub Emil : Malang Episentrum Talenta Digital dan Kreatif

kornus

Peringatan Hari Otoda 2024: Komitmen Wali Kota Eri Terhadap Penanganan Stunting Berbuah Penghargaan dari Presiden RI

kornus

Satgas MTF TNI Terima Penghargaan Lebanese Medal dari Commander in Chief of The Lebanase Navy

kornus