KORAN NUSANTARA
indeks Surabaya

Perangi Trafficking, Pemkot Turun Ke Sekolah-Sekolah di Surabaya

Surabaya (KN) – Pemerintah Kota Surabaya kembali melakukan sosialisasi antisipasi trafficking ke sekolah-sekolah. Kali ini di SMA Kemala Bhayangkari, Jalan Gresik no 39.Kegiatan ini merupakan langkah Pemerintah Kota Surabaya untuk mengatasi persoalan kenakalan remaja. Juga memerangi trafficking di Surabaya. Menurut Wali Kota, Tri Rismaharini mengatakan bahwa persoalan trafficking menjadi perhatian serius Pemkot Surabaya. Sebab, kasus trafficking di Surabaya masih tergolong tinggi.

“Sosialisasi yang kita lakukan ini, merupakan langkah awal mengajak dan memberi arahan kepada siswa SMA dan SMP. Supaya mereka tidak sampai terjerumus dalam kasus trafficking,” imbuhnya.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengajak para siswa untuk tidak selalu melihat kekurangan yang dimiliki mereka. Ia juga menegaskan kepada para siswa bahwa kekurangan yang dimiliki jangan dijadikan penghalang untuk meraih kesuksesan.

Perempuan berjilbab ini juga mengatakan untuk memaksimalkan apapun yang telah dimiliki. Jangan pernah mengeluh tentang latar belakang kehidupan. Ia berpesan kepada siswa harus selalu bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki.

“Yang terpenting kalian harus punya keyakinan kuat dengan kekurangan yang kalian miliki bisa merubah nasib kalian menjadi lebih baik. Jangan mudah menyerah,” tegas Wali Kota perempuan pertama ini dihadapan siswa.

Tak hanya itu, perempuan berjilbab ini juga menyampaikan bahwa kunci menjadi sukses yakni pintar-pintar mengatur waktu. Kemampuan berkomunikasi juga salah satu faktor menuju sukses.

“Kalian harus bisa melakukan komunikasi yang baik kepada setiap orang. Karena, setiapĀ orang tidak hanya menilai kemampuan yang kita miliki. Namun, terkadang orang juga menilai bagaimana tata cara kita dalam berkomunikasi. Jadi, kita harus tahu apa yang dilakukan ketika bicara dengan orang yang lebih tua dari kita,” pesannya.

Dalam kesempatan tersebut hadir Kapolres Tanjung Perak, Anom Wibowo mengatakan maraknya terjadi kasus traffiking dikarenakan di usia remaja kebanyakan mereka lebih mempercayai temannya, daripada orang tuanya sendiri. Maka itu, perlu adanya wadah bagi mereka untuk menumpahkan semua uneg-uneg kepada yang berkompeten.

“Nah, disinilah kunci persoalannya, ketika mereka sedang mengalami masalah di keluarga maupun di sekolah, mereka memilih curhat ke temannya. Akhirnya, oleh temannya dipengaruhi untuk melakukan hal-hal negatif, seperti minum-minuman, narkoba, dan sampai trafficking. Karena di usia remaja mereka masih mencari jati dirinya,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Pemkot Surabaya juga membawa psikiater. Tujuannya adalah memberikan ruang kepada siswa untuk bisa menceritakan persoalan yang dihadapi. Sehingga, mereka tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Tak luput, para siswa juga diperiksa darah untuk mengetahui apakah ada siswa yang menggunakan narkoba. (anto)

 

Foto : saat mengunjungi sekolah di Surabaya

Related posts

Jelang Coblosan Pilkada, Eri Cahyadi Ikuti Istighosah Virtual Bareng Kiai Sepuh dan Gus Muwafiq

kornus

Pakde Karwo : Berbagi Strategi Gerakkan Ekonomi Domestik dan Ekspor

kornus

Kembangkan Ekosistem Smart City, Pemkot Surabaya Gandeng UNESCAP hingga Startup

kornus