Jakarta, mediakorannusantara.com – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memerintahkan Polda jajaran untuk mengaktifkan kembali satuan tugas (Satgas) penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) guna mengantisipasi terjadi bencana kabut asap.

Perintah tersebut disampaikan Kapolri dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Polri Tahun 2023 yang dihadiri pimpinan Polri di tingkat pusat hingga daerah di Jakarta, Kamis.
“Saya ingatkan ke Polda-Polda yang sering terjadi karhutla untuk segera mengaktifkan kembali satgas yang di dalamnya ada pemerintah daerah, kemudian Manggala Agni, relawan dan masyarakat,” tutur Sigit.
Upaya ini adalah sebagai respon Polri atas perintah Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam Rapim TNi Polri, Rabu (8/2), kepada Kapolda dan Pangdam untuk mengantisipasi terjadinya karhutla di wilayah masing-masing, seiring fenomena el-Nino yang diprediksi terjadi di 2023.
Selain mengaktifkan satgas karhutla, kata Sigit, upaya lain yang dilakukan Polri dengan memanfaatkan teknologi dalam mendeteksi keberadaan titik api.
Polri memiliki aplikasi ASAP Digital Nasional untuk memantau titik api dan mencegah terjadinya kebakaran. Aplikasi ini pun telah diperkenalkan kepada komunitas global dalam Konferensi Iklim COP 26 di Glaslow, Skotlandia pada November 2021.
“Juga kesiapan-kesiapan dari ASAP digital, aplikasi untuk memantau apabila terjadi kebakaran,” ucapnya.
Polda-Polda yang rawan kebakaran antara lain, Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan juga diminta menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam memadamkan titik api sejak dini.
“Alat-alat yang harus disiapkan manakala terjadi kebakaran, semua saya minta diaktifkan, begitu ada titik api segera bisa dipadamkan,” ujar Sigit.

Sebelumnya, Presiden mengingatkan janji tujuh tahun lalu tentang tanggung jawab Kapolda, Pangdam, Danrem dan Kapolres bila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Pemerintah memprediksi akhir Februari hingga Maret mendatang mulai terjadi pemanasan suhu di sejumlah wilayah Indonesia.
Berdasarkan data kepolisian, kejadian karhutla di tahun 2022 mengalami penurunan baik dari segi jumlah luasan yang terbakar, termasuk dalam penyelesaian perkara karhutla.
Berdasarkan catatan kepolisian, jumlah kejadian karhutla sebanyak 111.472 titik api, turun 11.001 titik api atau sembilan persen dibanding tahun 2021 yakni sebanyak 122.473 titik api.
Begitu pula dampak akibat karhutla mengalami penurunan 408 hektare atau 58 persen dari tahun 2021. Tahun 2022 luas lahan yang terbakar 386 hektare, sedangkan tahun 2021 seluas 794 hektare. ( wan/ar)