Jakarta, mediakorannusantara.com – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Kantor Kepentingan Indonesia pada (KKIP) ICAO di Montreal, Kanada menyelenggarakan Workshop of Maintaining Safety Performance with Implementation of New USOAP PQ 2020 Edition in Prepartion for ICAO USOAP Audit.
Protocol Questions (PQs) adalah alat utama yang digunakan Intenational Civil Aviaton Organization Universal Safety Oversight Audit Programme (ICAO USOAP) untuk menilai implementasi yang efektif dari delapan elemen utama sistem pengawasan keselamatan penerbangan sipil di suatu negara.
“Untuk itu, seluruh perwakilan area audit ICAO USOAP agar mampu meningkatkan pemahaman terhadap penerapan USOAP PQ edisi 2020 ini,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiartono pada Sabtu (18/6/2022).
Adapun area audit ICAO USOAP tergabung dalam Tim ICAO USOAP, mulai dari Kantor Pusat Ditjen Hubud, Balai Kesehatan Penerbangan, Komitr Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Basarnas. Sementara itu Otoritas Bandar Udara, Badan Pengembangan SDM Perhubungan Udara dan Badan Kebijakan Transportasi juga perlu memahami tujuan dari workshop ini.
Otoritas Bandar Udara sebagai objek verifikasi saat industry visit ICAO pada audit USOAP, perlu untuk terlibat dalam diskusi terkait audit ICAO USOAP, guna harmonisasi baik dari tatanan regulasi maupun tahapan implementasi.
Selain dengan Otoritas Bandar Udara, keterlibatan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara (BPSDMPU) dan Badan Kebijakan Transportasi (BKT) dalam workshop ini merupakan langkah kolaborasi awal yang baik.
“Karena performa keselamatan penerbangan sipil Indonesia sangat berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan kebijakan transportasi udara,” jelas Nur Isnin.
Per 1 Juni 2022 lalu, ICAO mulai menerapkan PQs edisi terbaru 2020, guna menyesuaikan perkembangan penerbangan sipil dunia dan regulasi penerbangan sipil saat ini. Pembaharuan PQ ini menjadikan Indonesia, perlu untuk melihat kembali tindakan korektif, yang telah diajukan sebelumnya kepada ICAO, untuk melihat relevansinya dengan PQ yang baru.
Sementara itu, narasumber ICAO, Thomas Mistos selaku Chief of the Oversight Unit/Monitoring and Oversight in the Air Navigation Bureau of ICAO, menyampaikan banyak hal yang harus diketahui dalam persiapan sebelum audit. “Indonesia perlu mengetahui bagaimana cara mempertahankan dan meningkatkan performa keselamatan penerbangan sipil Indonesia,” ujarnya.
Perlu diketahui, bahwa elemen utama keselamatan penerbangan sipil yang dikenal Safety Critical Elements adalah dimulai dari tatanan legislasi; regulasi teknis; sistem yang digunakan; kondisi personil penerbangan sipil; fasilitas, prosedur dan materi panduan teknis; lisensi, sertifikasi; otorisasi yang ada di sebuah negara; proses pengawasan sebuah negara; serta bagaimana sebuah negara mengambil tindakan yang tepat atau menyelesaikan terhadap permasalahan keselamatan penerbangan.
“Ini merupakan upaya persiapan yang dilakukan Indonesia sebelum ICAO melakukan audit ICAO USOAP, sehingga Indonesia dapat mempersiapkan diri menghadapi audit ke depannya dengan baik,” imbuh Thomas Mistos.(wan/inf)