Surabaya (KN) – Ratusan warga Nambangan dan Bulak Cumpat, Kenjeran Surabaya, Jumat (22/6) malam, menggelar aksi berkeliling kampung dengan menyalakan obor dan membawa keranda mayat. Dalam aksi itu, diikuti orang dewasa dan anak-anak nelayan di Kampung Cumpat dan Nambangan – Kenjeran.
Selain membawa obor dan keranda mayat, mereka juga membawa sejumlah poster yang berisi tulisan intinya menolak rencana pengerukan pasir laut yang akan dilakukan PT Gora Gahana, perusahaan pengerukan pasir, yang rencananya akan dilakukan di Pantai Timur Surabaya.
Munir tokoh masyarakat Nambangan mengatakan, kalau pengerukan pasir laut dilakukan akan berdampak pada kegiatan ekonomi, sosial, budaya masyarakat Kenjeran. Selain akan berkurangnya potensi mendapatkan ikan, warga juga resah dengan kegiatan yang akan dilakukan di sekitar pesisir pantai Kenjeran yang sehari-hari digunakan untuk mencari nafkah para nelayan.
Selain aksi berkeliling kampung dengan membawa obor, poster dan keranda mayat, warga Nambangan dan Cumpat ini juga mengelar istighasah setelah Shalat Isya.
Aksi penolakan rencana pengerukan pasir laut di Kawasan Pesisir Timur Surabaya itu, akan terus dilakukan warga, karena intimidasi dan provokasi terus dilakukan PT. Gora Gahana pada warga.
“Ada warga yang disuap PT. Gora Gahana dengan memberikan televisi baru, dan uang Rp. 400.000,-, hanya untuk menyerahkan KTP pada PT. Gora Gahana, sebagai bentuk persetujuan pengerukan pasir laut,” kata Munir Tokoh Warga Nambangan.
Ditambahkan Munir, dengan aksi penolakan yang terus dilakukan warga, diharapkan proses dan rencana pengerukan pasir laut, yang akan dilakukan PT. Gora Gahana tidak akan terwujud sampai kapanpun. (red)
Foto : Warga Kenjeran saat melakukan aksi menolak rencana pengerukan pasir laut