Surabaya (KN) – Warga Kota Surabaya mendapatkan kado istimewa pada peringatan Hari Pahlawan tahun ini. Kado spesial itu berupa dianugerahkannya gelar Pahlawan Nasional kepada Jenderal Mayor TKR, HR Muhammad Mangoendiprodjo, salah satu tokoh penting dalam perjuangan warga Surabaya ketika mengusir sekutu paska kemerdekaan. Gelar Pahlawan Nasional tersebut telah diserahkan Presiden Joko Widodo di Jakarta pada Jumat (7/11/2014) lalu.
Kemudian pada Jumat (14/11/2014) pagi, duplikat piagam gelar Pahlawan Nasional diserahkan salah satu cucu dari HR Muhammad, Indroyono Soesilo kepada Walikota Surabaya Tri Rismaharini mewakili warga Surabaya di kompleks museum Tugu Pahlawan. Indroyono Soesilo juga merupakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia.
Seusai serah terima duplikat piagam tersebut, Indroyono mengisahkan bagaimana peran dan perjuangan HR Muhammad. Mulai dari ketika rakyat Surabaya menyerbu gudang senjata Don Bosco setelah Jepang kalah perang. Jepang kemudian menyerahkan senjata ke TKR yang dipimpin duet Hr Muhammad dan M.Jasin. Lalu HR Muhammad masuk ke gedung Internacio yang masih dikuasai sekutu sehingga dirinya kemudian ditahan. “Beliau waktu itu mengatakan “taliduk tali layangan, nyowo sitok ilang-ilangan,” ujarnya.
Menurut Indroyono, dengan dianugerahinya gelar Pahlawan Nasional untuk HR Muhammad, berarti sudah ada empat tokoh dalam pertempuran Surabaya yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Tiga nama yang lebih dulu mendapatkan gelar Pahlawan Nasional adalah Sutomo (Bung Tomo), Residen Sudirman, dan Dr. Moestopo. “Dan memang, sangat pantas jika Surabaya mendapat julukan Kota Pahlawan,” ujarnya.
Selain Indroyono Soesilo, cucu dari HR Muhammad yang juga ikut hadir adalah Hani Himawan Soetanto. Dia mengaku senang karena memang sudah menunggu lama pengajuan gelar Pahlawan Pasional tersebut. “Perasaannya senang, bangga dan lega setelah turunnya gelar Pahlawan Nasional ini,” ujarnya.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, baru turunnya gelar Pahlawan Nasional untuk HR Muhammad sebenarnya di luar dugaan. Ini karena Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah mengusulkannya kepada pemerintah pusat sejak tiga tahun lalu, tetapi baru bisa turun tahun ini. HR Muhammad ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional setelah turunnya surat Keputusan Presiden Nomor 64/TK/Tahun 2014 tanggal 11 Agustus 2014 dan Nomor 115/TK/Tahun 2014 tanggal 6 November 2014.
“Kita inisiasi nya sudah lama, saya juga kaget kok baru sekarang. Ternyata memang prosesnya lama karena administrasinya cukup rumit. Tapi Alhamdulillah sudah keluar. Sebab, ini penting bagi generasi muda untuk mengetahui sejarah dan jasa para pahlawan,” tegasnya.
Dijelaskan walikota, Pemkot Surabaya kini menginisiasi pengajuan M.Jasin sebagai pahlawan nasional. Menurut walikota, dalam peristiwa pertempuran Surabaya 1945, M.Jasin yang merupakan tandem dari HR Muhammad, juga berjasa besar dalam perjuangan bela negara. Hanya saja, walikota menyebut pengajuannya tidak semudah seperti saat menginisiasi HR Muhammad.
“Menurut saya sudah jelas bahwa pak HR Muhammad dan pak Jasin itu duet pejuang dan tidak ada yang bisa mengelaknya. Tapi memang datanya harus lengkap seperti cerita pelaku sejarah dan bukti pemuatan media luar negeri. Ini kita masih proses mengumpulkan data-data. Mudah-mudahan bisa segera dipenuhi. Kalau pengusulan pak HR Muhammad dulu lebih mudah karena keluarga sangat support,” jelas Tri Rismaharini. (anto)