Surabaya (KN) – Menjelang bulan Ramadan 1435 Hijriah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur sudah melakukan langkah antisipasi guna mengendalikan harga kebutuhan pokok. Dalam rapat Tim Teknis TPID, operasi kebutuhan pokok akan dilakukan selama lima hari di 38 kabupaten/kota di Jatim pada H-7 hingga H-3 jelang Ramadan.
Wakil Ketua TPID Jatim, Soekowardojo mengatakan, beras, gula pasir, minyak goreng dan tepung terigu akan menjadi fokus utama tim karena rentanannya lonjakan harga.
Dimana TPID akan berupaya maksimal agar stok pangan strategis bisa tersedia di pasar khususnya selama bulan Ramadan. “Kami juga mengimbau masyarakat agar menjaga pola konsumsi dan tidak membeli (kebutuhan pokok, red) secara berlebihan,” kata Soekowardojo di Surabaya, Kamis (12/6/2014).
Soekowardojo menjelaskan untuk menjaga kelancaran dan ketersediaan kebutuhan pokok, TPID juga menggandeng Polda dan LLAJ Jatim. Selain membahas rencana operasi pasar, dalam rapat juga mengevaluasi perkembangan inflasi Jatim hingga bulan Mei 2014. Secara tahunan inflasi Jatim yang mencapai 7,04 persen year of year (yoy) lebih rendah jika dibandingan dengan angka inflasi secara nasional yang menyentuh angka 7,32.
Dari 8 kota di Jatim yang masuk penghitungan inflasi nasional, 4 kota mencatat inflasi diatas rata-rata wilayah Jatim yang lain. Jember 7,43 persen, banyuwangi 7,51 persen, Probolinggo 7,53 persen dan Malang 7,63 persen. Sedangkan 4 kota lain mencatat angka lebih rendah. Sumenep 6,31 persen, Surabaya 6,78 persen, Madiun 6,84 persen dan Kediri 6,92 persen. (ovi)