KORAN NUSANTARA
indeks Jatim

Tanggul Bengawan Solo Jebol, Ratusan Rumah Warga di Lamongan Terendam Air

Lamongan (KN) – Tanggul utama Bengawan Solo tepatnya di Desa Gedangan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur jebol sepanjang kurang lebih 25 meter. Jebolnya tanggul ini membuat ratusan rumah warga di kawasan itu mulai terendam air.Meski genangan ini baru mencapai 50 cm, namun debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo terus naik. Jebolnya tanggul tersebut berakibat hampir 200 meter bantaran Bengawan Solo longsor. Sehingga setidaknya terdapat 450 rumah warga yang terancam dan sewaktu-waktu dapat diterjang banjir.

“Kami saat ini telah mengkoordinasikan dengan Tim Tagana Lamongan dan Jatim,” kata Ibrahim Dasilva, Koordinator Kominfo Tagana Jatim, Jumat (4/1).

Selain di Lamongan, tanggul dan jalan penghubung antara Desa Kanorrejo dengan Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Tuban juga mengalami longsor hingga 10 meter. Jalan penghubung desa yang ambles tersebut terletak tepat di perbatasan Desa Karangtinoto dengan Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Tuban.

Di Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban banjir merendam 7 desa yakni Desa Sandingrowo, Desa Kenongosari, Desa Pandan Wangi. Desa Glagahsari, Desa Menilo dan Desa Mojo. Dengan total 55 rumah dan 123 hektare persawahan terendam. Serta pekarangan/tegal seluas 172 hektar dan total jalan yang terendam sepanjang 3 Km.

Sementara itu, ketinggian air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro juga bergerak cepat. Ketinggian air di papan duga sudah menyentuh level Siaga 3. Tercatat di papan duga di utara Pasar Induk Bojonegoro pada pukul 15.30 wib, Kamis (3/1), ketinggian air sudah menyentuh level 14,87 pheilschall. Sedangkan papan ukur di Karangnongko pada titik 27.70 pheilschall. Status Siaga 3 akan terjadi jika tinggi air menunjukkan angka 15.00 peilschall.

Koordinator Tagana Bojonegoro, Sunandar mengatakan, hingga saat ini belum ada bantuan yang didistribusikan pada masyarakat yang rumahnya tergenang Bengawan Solo. “Kami juga baru menyiagakan dua unit perahu masing-masing perahu dolphin dan karet,” katanya.

Meski sejumlah desa dari wilayah hulu dan hilir yang tergenang air, namun hingga kini belum ada yang mengungsi. Masyarakat di wilayah hulu dan hilir Bengawan Solo sudah terbiasa dengan kondisi yang seperti ini. Mereka juga sudah akrab dengan banjir. “Jadi waktunya air akan naik, mereka sudah mengetahuinya,” tambahnya.

Akibat kondisi itu, ratusan warga yang rumahnya terendam mulai berkemas. Barang-barang berharga telah dipak dan disiapkan jika sewaktu-waktu air terus membesar dan mereka harus mengungsi.

Namun, mereka masih tetap bertahan di rumah masing-masing. Hanya saja, beberapa perabot rumah tangga sudah dipindahkan ke lokasi lebih tinggi. Ada yang dititipkan di rumah kerabat yang lokasinya tinggi, atau sekedar ditaruh di bagian lebih tinggi di dalam rumah dengan cara ditali. (ari)

Related posts

Panglima TNI Bersama Kapolri Tinjau Skadron 11/Serbu Lanumad

kornus

Angkutan Khusus Pelabuhan Se-Indonesia Ancam Mogok Nasional

kornus

Jumlah Perpustakaan Jatim yang Sudah Terakreditasi Terbanyak Se-Indonesia, Gubernur Khofifah Dapat Penghargaan dari Perpusnas RI

kornus