Surabaya (KN) – Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Solidaritas Wartawan Surabaya (SWS) menggelar demo, Senin (19/3) menuntut Kepala Dinas Cipta karya dan tata Ruang yang juga Mantan Kabag Bina Program Pemkot Surabaya, Agus Sonhaji mencabut pernyataannya terkait tindakan intimidasi dan ancaman terhadap Dhimas, wartawan lensa indonesia.Para jurnalis berjalan kaki dari gedung DPRD ke Pemkot Surabaya yang jaraknya hanya 1 km, sepanjang jalan para wartawan ini berorasi, dan meneriakkan perlawanan pada aksi ancaman, kekerasan dan intimidatif terhadap PERS
”Pers itu pilar demokrasi, punya fungsi kontrol pada pemerintah, pejabat publik jangan main ancam, apalagi intimidasi,kami menuntut Agus Imam Sonhaji dalam tempo 2x 24 jam agar meminta maaf.” teriak Achmad Ali, koordinator aksi demo.
Tindakan Intimidasi yang dilakukan Agus Sonhaji terhadap Dhimas diduga merupakan buntut dari tulisan Dhimas, Wartawan Lensa Indonesia yang terus memberitakan tentang skandal pengadaan Internet RT/RW yang menyeret nama Agus Sonhaji.
“Dada kiri saya dipukul Agus Sonhaji, dia juga mengancam akan mempolisikan saya karena tulisan tersebut, padahal saya menulis berdasarkan data otentik” ujar Dhimas.
Sementara itu, Lembaga riset ‘Reporter Without Borders’ yang dirilis pada bulan Januari 2012 menyebutkan, narasumber berita di Indonesia suka main ancam, berlaku kasar, intimidatif. Indikator ini dibuktikan dengan melorotnya peringkat Indonesia melorot dari 117 ke 146.
Sementara Agus Imam Sonhaji saat dihubungi ponselnya terkait tudingan itu mengatakan, bahwa dirinya tidak merasa bahkan mengaku tidak mungkin melakukan hal seperti apa yang dituduhkan oleh Dhimas wartawan Lincom.
“Mosok aku mukul dada orang rek, apalagi teman teman media, coba sampeyan ingat-ingat lagi modelku, mungkin ngga ?, saat wartawan Licom ngajak ngomong itu ada Kabag Hukum dan 3 orang stafku yang jalan bareng dari Humas ke kantor Cipta Karya, jadi ada saksinya bahwa saya hanya ngomong biasa” jawab Agus via ponselnya. (red)
Foto Solidaritas Wartawan Surabaya demo tolak intimidasi