KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Sektor Peternakan dan Pertanian Jatim Berkontribusi Bagi Swasembada Pangan Nasional

Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat melakukan Press Conference di Ruang Rapat Bhinaloka, Kantor Gubernur Jatim, Jl Pahlawan No. 110 Surabaya, Minggu (29/12/2019) sore menyampaikan kontribusi sektor peternakan dan pertanian di Jatim. Kedua sektor tersebut mampu berkontribusi untuk swasembada pangan nasional.Pada sektor peternakan, misalnya, berada pada peringkat pertama nasional selama tahun 2019. Sebagai contoh, 51 % populasi atau 278.930 ekor sapi berasal dari Jatim, produksi daging sapi menyumbangkan kontribusi nasional sebanyak 20 % atau 575.577 ton, ayam berkontribusi nasional sebanyak 28 % atau 50.539.430 ekor, bahkan susu sapi berkontribusi bagi nasional sebanyak 57 % atau 543.549 ton.

Untuk mempertahankan atau semakin meningkatkan sektor peternakan, Pemprov Jatim melakukan inseminasi buatan sejuta lebih anakan sapi atau yang disingkat dengan Intan Selaksa. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Intan Selaksa seperti revitalisasi Bank Sperma untuk mendukung optimalisasi pelayanan Inseminasi Buatan (IB), distribusi semen beku di 38 kabupaten/kota untuk mendukung Intan Selaksa melalui Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB).

Ditambahkan, selain itu juga penyediaan sarana pendukung Insemiansi Buatan (N2Cair), pemeriksaan kwalitas semen beku. Bahkan Gubernur Khofifah terus menyampaikan tekad kepada para gubernur lainnya  untuk mendeklarasikan mewujudkan Indonesia swasembada daging pada tahun 2024.

“Hal yang menjadi daya ungkitnya adalah Balai Besar Inseminasi Buatan. Kita memiliki para petugas pemeriksa kebuntingan, petugas inseminasi buatan.  Optimalisasi pelayanan inseminasi buatan inilah yang di BBIB punya kemampuan produksi 4,3 juta semen beku. Dari 4,3 juta yang terpakai di Jatim sebanyak 1,7 juta. Tentu harapan kita provinsi lain bisa bersama- sama melakukan  bagaimana target swasembada daging bisa kita  wujudkan di Indonesia,” tegas Khofifah.

Lebih lanjut disampaikannya, Jatim dalam konstalasi nasional produksi sektor pertanian unggulan terdiri dari beras surplus 2,45 juta ton, jagung surplus 6,42 juta ton, bawang merah surplus 0,13 juta ton.

Untuk target tahun 2020 di sektor pertanian antara lain pengembangan padi sebanyak 10.963.922 ton, pengembangan jagung 6.807.711 ton, pengembangan kedelai 254.317 ton, pengembangan bawang merah 324.049 ton.

Selain itu, Pemprov Jatim juga memberikan alat mesin pertanian (pra panen) seperti pompa air sebanyak 40 unit, cultivator sebanyak 10 unit, dan hand tractor sebanyak 12 unit melalui APBD Jatim. Sedangkan untuk tractor R-2 sebanyak 762 unit, tractor R-4 sebanyak 92 unit, pompa air sebanyak 582 unit, rice transplanter 112 unit, dan cultivator sebanyak 212 unit melalui APBN.

Bahkan juga dilakukan asuransi pertanian melalui APBN dengan target 300 ribu Ha, embung pertanian melalui APBN dengan target 27 unit, rehab jaringan irigiasi tersier (RJIT) melalui APBN sebanyak 5 unit dan melalui APBD sebanyak 8.500 unit Ha, irigasi perpompaan melalui APBN 107 unit, serta irigasi perpipaan melalui APBN 11 unit.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah menargetkan seluruh wilayah Jatim akan teraliri listrik pada tahun 2021. Kondisi Rasio Elektrifikasi Jatim per Agustus 2019 telah mencapai 97,63 %, harapannya tahun 2020 akan naik menjadi 98,5 %.

“Antara lain yang  kita ingin fokus adalah  elektrifikasi   di 22 pulau lagi yang ada di kepulauan Sumenep. Tertinggi yang belum terlistriki yaitu Sumenep dan Kepulauan, Sampang dan  Bondowoso. Ini PR di tiga daerah ini, masyarakat yang belum terlistriki berbasis rumah tangga ini tiga yang terbesar,” pungkasnya.

Di akhir paparannya, Gubernur Khofifah masih menginginkan penerapan big data segera dilaksanakan di Pemprov Jatim. Ketika big data sudah disiapkan, maka Jatim juga bisa segera masuk pada era industri 4.0.

Selain itu, untuk sektor pariwisata Jatim ke depan dengan adanya Perpres 80 Tahun 2019 akan banyak proyek strategis yang akan dibangun untuk mendukung infrastruktur pariwisata di Jatim.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim Difi Ahmad Johansyah mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan mencapai 5,4-5,8 persen pada tahun 2020. Kunci pertumbuhan ekonomi yaitu tumbuh bersama-sama. Pola sinergi antar daerah juga diperlukan.

“Untuk tahun 2020 kita optimis menyentuh itu. Inflasi terendah sepanjang sejarah 2,20 %. Dengan inflasi tersebut, BI bisa fokus mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi,” pungkasnya.

Hadir dalam Press Conference tersebut Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Kepala Perwakilan BI Jatim, Kepala Bidang Neraca Statistik BPS Jatim, Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim. (KN01)

Related posts

Begini Cara Lantamal V Dukung Program Ketahanan Pangan

Pelantikan Tony Tamatompol Digugat Kader PDS

kornus

Jurnal Ilmiah CHRM2 Universitas Jember Terindeks Scopus Pertama di Asia Tenggara

kornus