KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Sekdaprov Jatim Bantah Mengeluh Soal Ruang Isolasi ke Pemkot Surabaya

Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Sekdaprov Jatim), Heru Tjahjono membantah pernyataan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang menyebutkan soal kapasitas ruang isolasi RSU dr Soetomo Surabaya yang penuh. Dirinya juga membantah soal ketersediaan ruang isolasi di RS Husada Utama Surabaya yang diberitakan masih tersedia.“Tidakbetulitu. Pemprov Jatim masih memiliki Rumah Sakit Lapangan di Jl Indrapura Surabaya. Dan, kondisinya masih ada bed isolasi yang tersedia. RSU dr Soetomo Surabaya meskipun overload, masih melayani perawatan pasien Covid-19 dan belum penuh,” tegas Heru Tjahjono kepada wartawan, Senin (22/6/2020).

Dirut RSU dr Soetomo Surabaya yang juga Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuadi menambahkan, bahwa pada Minggu (21/6/2020) malam ada rapat koordinasi dan evaluasi di Mapolda Jatim pasca berakhirnya pelaksanaan PSBB di Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik).

“Saat rapat itu, Bu Risma (Walikota Surabaya Tri Rismaharini) menyampaikan sarana RS, bahwa Pemkot sudah beli bed di RS Husada Utama Surabaya, katanya 200 bed belumterpakai. Kalau 200 bed belum terpakaikan eman-eman nggak dimanfaatkan kalau kosong, di mana kondisi RSU dr Soetomo overload, RS Haji juga overload dan RSJ Menur juga overload. Yang kita rawat kan juga rakyat Surabaya. Kita tidak minta bantuan. RSU dr Soetomo itu 82 persen juga diisi pasien dari Surabaya. Kalau boleh kita pindah ke RS Husada Utama. Tapi setelah kita telpon keDirektur RS Husada Utama, ternyata bilangnya penuh dan tidak ada ruangan,” kata dr Joni.

Menurutdr Joni, pihak RS Husada Utama malahinginmengembangkan 20-30 bed lagi “Tenaga kesehatannyasusah, malahmintabantuanke kami agar bisamenyediakan. Akhirnya, kami tidakjadimerujukke RS Husada Utama. Direkturnya (dr Didi D Dewanto SpOG) itu adik kelas saya,” jelas dr Joni.

Dirut RS Husada Utama Surabaya, dr Didi D Dewanto yang dikonfirmasi terpisah mengaku sudah dikontak oleh Dinkes Kota Surabaya.

“Tapi 200 bed itu untuk isolasi pasien orang tanpa gejala (OTG), karena tidak perlu perawatan khusus seperti ventilator. Tapi untuk menampung pasien yang bergejala, kami ampun, tidak kuat tenaga kesehatannya. RS Husada Utama memang penuh untuk pasien yang bergejala. Hanya untuk OTG masih bisa,” ujarnya membenarkan pernyataan dr Joni Wahyuadi. (KN01)

 

Related posts

Pakar Kritisi Rencana Wajibkan Tes Usap Bagi Pendatang di Surabaya

Peminat Membludak, Kedokteran ITS Umumkan Calon Mahasiswa Terbaiknya

kornus

Menkeu Sri Mulyani sebut 85 persen Pagu Angggaran Kemenag di Dominasi Fungsi Pendidikan