KORAN NUSANTARA
Nasional

Sejumlah Hoaks Beredar Terkait Varian COVID-19 Omicron

Jakarta (mediakorannusantara.com) – Berita bohong (hoaks) terkait varian baru COVID-19 Omicron ternyata sudah mulai banyak beredar di media sosial (medsos)

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Jubir Kominfo), Dedy Permadi mengatakan, selama seminggu terakhir terdapat 17 isu hoaks seputar COVID-19 yang beredar di dunia maya, termasuk isu varian Omicron.

“Dengan ditemukannya varian baru yang perlu mendapatkan perhatian seperti Omicron, kabar bohong yang beredar terkait virus tersebut harus diwaspadai,” ujar Dedy Permadi.

Lebih lanjut Juru Bicara Kominfo menjelaskan, disinformasi tersebut selalu muncul seiring dengan perkembangan situasi pandemi COVID-19, sehingga perlu ditangkal bersama.

Dia mencontohkan, ada enam isu hoaks terkait COVID-19 dan varian baru Omicron yang harus diantisipasi masyarakat.

Pertama, pada 2 Desember 2021 tersebar hoaks gambar tangkapan layar pada situs WHO yang menunjukkan bahwa varian Omicron terdaftar pada November 2020, atau bukan varian COVID-19 terbaru.

Kedua, pada 3 Desember 2021 beredar hoaks video di media sosial yang mengklaim bahwa penyintas COVID-19 tidak perlu di vaksin karena memiliki kekebalan natural.

Ketiga, pada hari yang sama, beredar hoaks sebuah poster film berjudul The Omicron yang diklaim tayang pada 1963.

Keempat, pada 4 Desember 2021 beredar hoaks dugaan gejala virus Corona varian Omicron, sebenarnya adalah komplikasi dari vaksin COVID-19.

Kelima, pada hari yang sama beredar hoaks varian baru Omicron telah dijadwalkan oleh WHO melalui tabel abjad Omicron, dengan keterangan pada Mei 2022.

Keenam, pada 5 Desember 2021 beredar hoaks video kumpulan atlet jatuh pingsan, yang dikaitkan dengan efek vaksin COVID-19 membuat masalah jantung atau miokarditis pada olahragawan.

Oleh karenanya, Juru Bicara Kominfo mengimbau masyarakat selalu berhati-hati, taat protokol kesehatan, mengikuti kebijakan yang berlaku, dan menggencarkan vaksinasi untuk menekan risiko persebaran COVID-19.

“Mari semakin cerdas dalam memilah informasi agar angka persebaran COVID-19 terus menurun, menuju aktivitas yang lebih aman dan produktif,” tutur dia.

Juru Bicar Kominfo juga mengungkapkan, survei yang dilakukan Katadata Insight dan Kominfo menunjukkan, setidaknya 30 – 60 persen masyarakat di Indonesia terpapar hoaks saat mengakses dan berkomunikasi di dunia maya.

Hal ini dinilai harus menjadi perhatian bersama, karena hingga saat ini hoaks terkait COVID-19 masih terus beredar di dunia maya.

Masyarakat diimbau supaya tidak terjebak dalam informasi yang keliru dengan mengecek kembali sumber informasi berita mereka. (ip/sup)

Related posts

Diperkirakan naik 54 persen, Jasa Marga Prediksi Puncak Arus Mudik hari ini

Dittipidkor periksa Brigjen Hendra Kurniawan terkait jet pribadi

Tuntut Tanah Dikembalikan Pada Petani, Lima Ribu Massa Demo Kepung Istana Merdeka

kornus