Madiun (KN)- Sapi bantuan Pemprov Jatim banyak yang mati. Ini mungkin disebabkan perhatian Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun terhadap petani peternak kurang maksimal. Buktinya, sedikitnya ada delapan ekor sapi bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dikelola kelompok peternak Marti Mulyo, Desa Banaran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun dilaporkan banyak yang mati mendadak.
Sejumlah petani peternak sapi mengaku tidak tahu penyebab kematian sapi-sapi bantuan yang bersumber dari APBD Pemprov tahun anggaran 2008/2009 tersebut. Selama ini mereka sudah melakukan perawatan dengan maksimal. Kini para peternak hanya bisa pasrah dan berharap ada bantuan lagi dari pemerintah.
Dihubungi secara terpisah, Kasi Kesehatan Masyarakat Feteriner Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun, Dermawan mengatakan, bahwa sejak 9 April 2010 sampai 22 Pebruari tahun ini, sudah ada 8 ekor sapi yang mati. Penyebabnya, selain karena virus, juga kurangnya pemberian asupan makanan yang mengandung kalsium.
“Penyebabnya adalah Hipoksimia, sebagian juga karena virus BEF yang biasa menyerang di masa pergantian musim seperti saat ini, sehingga sapi lumpuh sesudah atau sebelum melahirkan,” terangnya, Rabu (23/2).
Selain itu, kematian sapi-sapi bantuan tersebut juga disebabkan kurangnya perhatian peternak atas kesehatan ternaknya. Kendati demikian, pihaknya berjanji akan melakukan penyuluhan kepada peternak secara maksimal. “Kami akan adakan penyuluhan dan bimbingan,” ujarnya.
Sesuai data Dinas Peternakan setempat, bentuk bantuan dari Pemprov Jatim tersebut, yaitu bantuan integrasi ternak dan pertanian lainya berjumlah 13 ekor pada tahun 2008 dan bantuan Agropolitan 35 ekor pada tahun 2009. Tujuan untuk pembibitan sapi lokal dan dilaksanakan oleh kelompok peternak lokal secara bergulir. Setiap lima tahun sekali peternak setor 2 anakan, usia 10 sampai denga 12 bulan untuk digulirkan ke anggota kelompok lain yang belum mendapatkan. Namun sayangnya, dari 15 ekor anakan, kini mati 8 ekor.(red).