KORAN NUSANTARA
indeks Surabaya

Rawan Antrax, Surabaya Menolak Hewan Asal NTB dan Jateng

Surabaya (KN) – Menjelang Hari Raya Idul Adha penjual hewan korban mulai bermunculan di kawasan Surabaya. Sementara itu, Pemkot Surabaya menyatakan menolak hewan yang didatangkan dari Jateng dan NTB karena rawan anthrax.Pemkot Surabaya memastikan bakal menolak hewan kurban dari Nusa Tenggara Barat dan Jawa Tengah (Jateng). Karena hewan dari daerah tersebut dianggap rawan penyakit anthrax.

“Kebijakan Pemkot untuk pasokan hewan kurban tahun ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni menolak hewan kurban dari NTB dan Jateng,” kata Meta Irene Wowok, Kabid Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Pemkot Surabaya, Senin (15/10).

Menurutnya, kebijakan tersebut untuk kewaspadaan dan bentuk perlindungan bagi warga Surabaya sendiri. Artinya, sebelum ada hewan kurban yang terkena anthrax masuk ke Kota Surabaya ini, tidak ada salahnya diadakan pencegahan terlebih dahulu.

Saat ini, kata Meta, sudah banyak hewan kurban yang telah banyak dijual di masyarakat. Hewan ini didatangkan dari banyak daerah dan tidak meuntup kemungkinan didatangkan dari luar Surabaya.

Meta mengatakan, semua camat akan dikumpulkan di Balai Kota untuk membahas masalah tersebut. Terutama untuk diminta bersama-sama melakukan pengawasan di lapangan. Karena, tanpa bantuan para petugas dari kecamatan Distan tidak akan mampu mengawasinya secera detail.

Di sisi lain, katanya, selama menjelang penjualan hewan kurban terkait peringatan Hari Raya Idul Adha, Distan mengimbau warga untuk mewaspadai penyakit hewan, terutama anthrax. Sedangkan, pelaksanaan penelitian hewan kurban itu sendiri akan dilakukan Pemkot pada H-5. Pemeriksaan hewan kurban menyakut dokumen hewan yang berkaitan dengan asal-usul hewannya, riwayat penyakitnya atau usianya. (nug)

 

Foto : Ilustrasi hewan korban

Related posts

Pemprov Jatim Imbau Masyarakat Tak Mudah Percaya Dengan Calo

kornus

Jatim Tawarkan Kerjasama Bromo Vulcania Park Ke Pemerintah Perancis

kornus

Kemdikbud dan KPK Bekerja Sama Berantas Korupsi

kornus