Surabaya (KN) – Adanya kebijakan trayek baru bus AKDP dan AKAP yang bisa langsung menuju terminal Purabaya menjadi faktor utama sepinya terminal Osowilangun.
Komisi C DPRD Surabaya yang membidangi pembangunan saal ini sedang berupaya menghidupkan kembali kejayaan Terminal Tambak Oso Wilangon tersebut. Selama ini, terminal yang melayani jalur pantai ulara (Pantura) itu nyaris tidak berfungsi. Akibatnya, terminal sebagai pintu masuk Surabaya dari arah utara, kini kondisinya semakin sepi.
Ketika pertama kali beroperasi tahun 1994 hingga 1998, terminal yang berada di Kecamatan Benowo ini cukup semarak dan ramai. Hampir setiap hari puluhan hingga ratusan bus antar kota dalam propinsi (AKDP) dan AKDP (antar kota antar propinsi) dari pantura semuanya berhenti dan mencari penumpang di terminal yang beberapa kali menyabet penghargaan dari pemerintah pusat ini.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, terminal ini mulai merudup. Ini terkail dengan adanya trayek baru, bis AKPD dan AKAP bisa menuju ke terminal Purabaya. Akibatnya, bus tidak lagi berhenti dan mencari penumpang di terminal Tambak Oso Wilangon. Imbasnya, Terminal Osowilangon tak lagi diminati. Bahkan penumpang juga sepi karena bus sudah tidak lagi masuk ke terminal Osowilangun.
Dengan melihat kondisi tersebut, maka Komisi C membuat langkah besar dengan menghidupkan kembali tersebut. Tentunya langkah tersebut harus didukung instansi terkail seperti Pemkot Surabaya dan pengusaha angkutan.
“Kami ingin trayek bus dikembalikan seperti dulu. Harus ada evaluasi agar bus kembali masuk ke Terminal Osowilangon,” kata Ketua Komisi C DPRD Surabaya Sachiroel Alim Anwar.
Mati surinya terminal ini tidak hanya berdampak pada penumpang. Tetapi lyn atau mikrolet yang memiliki trayek pemberhentian di terminal inipun ikut sambatan. Karena penumpang sepi, mikrolet punjuga sepi penumpang. Meskipun para sopir mikrolet telah berhenti lama di terminal ini, tetap sudah mendapatkan penumpang. Imbas Iebih jauh, pendapatan mereka pun menyusut.
“Sudah ada paguyuban mikrolet yang mengeluhkan ini pada kami. Intinya kami juga tidak ingin Terminal Osowilangon kondisinya seperti ini terus,” tegas Sachiroel Alim.
Komisi C akan meminta Pemkot Surabaya mengalokasikan anggaran untuk pembelian beberapa unit bus kota. Tujuan pembelian bus ini adalah untuk menunjang operasional Terminal Osowilangon jika kebijakan trayek bus sudah dikembalikan lagi seperti semula. Bus kota itu nanti akan melayani rute atau membawa penumpang dari berbagai jurusan ke Terminal Osowilangon.
Misalnya dari Jembatan Merah. Untuk merangsang penumpang mau kembali ke Osowilangon, mereka akan dirangsang dengan penggratisan ketika naik bus kota. “Semua jurusan yang mengangkut penumpang dengan tujuan Terminal Osowilangon digratiskan,” ujarnya.
Ia menambahkan, usulan ini disampaikan sekarang dengan harapan Bappeko Kota Surabaya sudah memiliki perencanaan di tahun 2012. Minimal, kata Sachiroel Alim, di pertengahan tahun 2011 ini, Pemkot melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) bisa mengajukan anggaran untuk penyusunan Detail Engineering Design (DED).
Kepala Dinas Perhubungan Eddi mengatakan memang ada perubahan trayek sehingga bus yang berhenti di Terminal Osowilangon relatif sepi. Namun ia memastikan bus yang masuk Terminal Purabaya adalah bus yang benar-benar memiliki trayek ke Purabaya. “Saya menjamin, kalau bus tidak memiliki trayek ke Purabaya, pasti tidak akan bisa masuk ke terminal ini,” katanya. (anto/Adv)
Foto : Sachiroel Alim Anwar Kertua Komisi C DPRD Surabaya