Jakarta, mediakorannusantara.com – PT Mekar Investama Teknologi (MEKAR), sebuah platform fintech lending yang fokus pada impact lending (pembiayaan berdampak) bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, sukses memperkenalkan inovasi pembiayaan digital karya anak bangsa di ajang internasional Digital Financial Inclusion Conference 2025.
Founder & CEO MEKAR, Pandu Aditya Kristy, didapuk sebagai salah satu narasumber dalam konferensi bergengsi tersebut yang diselenggarakan oleh International Finance Corporation (IFC), lembaga keuangan anggota World Bank Group, di Ho Chi Minh City, Vietnam.
”Sebagai perwakilan dari MEKAR, saya berbagi tentang bagaimana kami terus menghadirkan inovasi guna memberdayakan petani di Indonesia, dengan menekankan pentingnya melangkah lebih jauh dari sekadar penyaluran pinjaman,” ujar Pandu dalam keterangan resminya.
Ia memaparkan pengalaman MEKAR dalam mengembangkan model pembiayaan yang adaptif untuk menjawab kebutuhan pelaku usaha produktif, khususnya di sektor pertanian dan UMKM. Strategi inovatif yang diusung meliputi penerapan contract farming (pertanian kontrak), implementasi program Multi-Micro Agriculture Financing (MMAF), serta optimalisasi potensi melalui pembiayaan aset bergerak. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pelaku usaha pertanian sekaligus memperkuat rantai pasok pangan nasional.
Pandu menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor dan penerapan digital collateral registry (sistem digital registrasi agunan) juga esensial. Hal ini diperlukan agar dapat mempercepat proses penilaian risiko sekaligus memperluas jangkauan pembiayaan.
Partisipasi MEKAR dalam konferensi ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan model pembiayaan yang solutif dan adaptif yang diterapkan di Indonesia kepada audiens global. Selain itu, keikutsertaan tersebut turut menegaskan misi perusahaan dalam mendorong kolaborasi internasional guna memperkuat dampak sosial dan ekonomi melalui pembiayaan produktif yang inklusif.
MEKAR berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan solusi keuangan guna memberdayakan lebih banyak pelaku usaha kecil dan menengah, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan.
”Inklusi keuangan sejati membutuhkan lebih dari sekadar layanan fintech lending (pinjaman daring), melainkan ekosistem keuangan yang terintegrasi untuk mendukung pertumbuhan yang sirkular dan berkelanjutan,” tutup Pandu Aditya Kristy. ( wa/ar)