KORAN NUSANTARA
Headline indeks Surabaya

Mahasiswa Dari Enam Negara Belajar Pengelolaan Lingkungan di Surabaya

mahasiswa-enam negaraSurabaya (KN) – Sebanyak 84 mahasiswa dari enam negara mendapat kesempatan untuk belajar tentang pengelolaan lingkungan di Kota Pahlawan.Mereka mahasiswa dari dari China, Jepang, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia selaku tuan rumah. Rombongan mahasiswa dipimpin oleh Moto Tomomura, Sekjen AEON 1% Club.

Tomomura mengatakan, AEON merupakan korporasi perusahaan bermarkas di Jepang yang memiliki jaringan di beberapa negara. Dan 1% memiliki arti tertentu. Yakni, lanjutnya, perusahaan-perusahaan yang termasuk jaringan AEON wajib menyisihkan 1% dari total revenue untuk kegiatan-kegiatan di bidang sosial, kultur dan lingkungan.

Di sisi lain, kebersihan Kota Surabaya mendapat pujian dari Tomomura. Dia secara blak-blakan menyatakan bahwa kondisi jalan di Surabaya jauh lebih bersih dibandingkan Jakarta. “Untuk ukuran kota besar, kota ini sangat bersih dan nyaman,” ungkapnya saat ditemui di balai kota, Rabu (27/11/2013).

Tomomura juga menyebut, Kota Surabaya sangat terkenal di Jepang. Utamanya dalam bidang lingkungan. Oleh karenanya, dia langsung memutuskan menjadikan Surabaya sebagai salah satu kota yang dikunjungi delegasi AEON Asia Eco Leader.

“Tujuan kunjungan ini adalah fokus mendalami tentang pengelolaan lingkungan. Dan saat ini kami akan menaruh fokus pada manajemen sampah serta kebijakan pemerintah kota dalam mendukung terciptanya lingkungan yang sehat,” paparnya.

Sementara, Asisten II Sekkota M. Taswin serta Kepala DKP Chalid Buhari, yang didaulat menyampaikan materi lebih banyak mengupas upaya-upaya pemkot menjadikan Surabaya kota berwawasan lingkungan. Chalid mengatakan, cerita sukses perubahan Surabaya tidak lepas dari tiga hal utama. Yakni, pengelolaan sampah, pemberdayaan masyarakat, dan pemanfaatan sampah menjadi energi alternatif.

Dijelaskan Chalid, Surabaya memulai langkahnya di bidang lingkungan dengan meminimalisir sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA). Caranya dengan menerapkan semboyan 3R (reduce, reuse, recycle) atau bisa diartikan mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang.

Perlahan tapi pasti, upaya-upaya tersebut mulai membuahkan hasil. Hal ini bisa dilihat dari grafik volume sampah yang masuk ke TPA dari tahun ke tahun selalu menurun. Tampaknya, kata Chalid, masyarakat juga mulai sadar akan pentingnya mengelola sampah secara benar. Bahkan, melalui sejumlah pelatihan, warga mulai bisa mandiri dan kreatif menghasilkan produk-produk hasil daur ulang. “Hasil penjualan produk bisa mencapai Rp 72 juta per bulan,” beber mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika ini.  (anto)

 

Foto : 84 mahasis dari enam negara saat melihat depo sampah di Surabaya

Related posts

Tumbuhkan Kegiatan Positif, Pemkot Sediakan Berbagai Fasilitas Belajar Anak

kornus

Komisi E Dorong Gubernur Koordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk Prhatikan Kesejahteraan Perawat Ponkesdes

kornus

Risma Paparkan Keberhasilan Kelola Kawasan Konservasi Mangrove Dihadapan Peserta PEMSEA

kornus