Surabaya (KN) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur menyatakan semua kebutuhan kotak dan bilik suara sudah terdistribusi 100 persen di KPU kabupaten/kota. Baik Kotak dan bilik suara tersebut merupakan tambahan yang terbuat dari kertas karton.Komisoner KPU Jatim Divisi Perencanaan, Keuangan, dan Logistik, Dewita Hayu Shinta saat ditemui usai bertemu dengan Anggota DPR RI Komisi II di KPU Jatim, Senin (10/3/2014) sore mengatakan, distribusi logistik masih dilakukan bertahap. Logistik yang sudah 100 persen sampai di KPU kabupaten/kota adalah kotak dan bilik suara. “Kotak dan bililk suara tambahan ini dari kertas karton. Kalau yang lama dari aluminium,” ujarnya.
Menurutnya, kotak suara tambahan yang didistribusikan sebanyak 30.949 buah. Jumlah itu setara dengan 9 persen dari kebutuhan total di Jatim yang berjumlah 340.296 kotak suara. Kotak suara tambahan itu didistribusikan untuk 16 kabupaten/kota. Diantaranya adalah Tulungagung, Kediri, Malang, Madiun, Nganjuk, Sidoarjo, dan Pasuruan.
Sedangkan bilik suara tambahan yang didistribusikan sebanyak 61.247 buah atau setara dengan 17 persen dari total kebutuhan bilik suara yang sejumlah 341.619 buah. Bilik suara tambahan itu didistribusikan untuk 19 kabupaten/kota, diantaranya Tulungagung, Kediri, Blitar, Lumajang, dan Jember.
“Kotak dan bilik suara tambahan yang kertas karton ini untuk TPS perkotaan atau tempat yang mudah dijangkau. Kalau daerah terpencil atau rawan akan dipakai kotak dan bilik lama yang terbuat dari aluminium,” ujarnya.
Terkait dengan surat suara, ia mengatakan seluruh kabupaten/kota di Jatim sudah menerimanya. Namun memang masih ada yang belum lengkap. Diantaranya adalah Kabupaten Pasuruan yang sampai sekarang belum menerima surat suara untuk DPRD kabupaten/kota. “Jumlah surat suara rusak masih kami rekapitulasi. Beberapa hari lagi baru bisa kami umumkan,” imbuhnya.
Komisi II DPR RI melakukan kunjungan ke Kantor KPU Jatim untuk menanyakan kesiapan Pemilu Legislatif (pileg) tahun 2014. Dasar dari kunjungan itu dikarenakan seluruh komisioner KPU Jatim saat ini masih baru. Terlebih lagi, di pilihnya Jawa Timur dikarenakan merupakan barometer politik nasional.
Rindoko Dahono Wingit Anggota Komisi II KPU RI menjelaskan bahwa proses pileg sudah berlangsung sebelum rekrutmen anggota KPU Jatim. Dengan tidak adanya komisioner yang lama, pihaknya sangat resah. “Mengenai tanggung jawab logistik. Ini khan ada peralihan dari komisioner yang lama ke yang baru. Tentu kita sangat resah apakah proses peralihan itu, berjalan lancar,” kata Rindoko
Ini mengacu pada KPU Kalimantan Timur yang komisionernya juga baru. Mereka baru dilantik 2 bulan yang lalu. Dampaknya, proses pileg menurutnya berlangsung amburadul. “Untunglah di Jawa Timur lebih baik daripada di Kaltim yang amburadul. Di sini komisionernya terlihat kompak. Khusus mengenai logistik amburadul tidaknya khan juga di pengaruhi hubungan dan komunikasi antar komisioner,”paparnya. (ms)