KORAN NUSANTARA
indeks Surabaya

Konser Amal yang Dibalut Pertunjukkan Musik Orkestra Dalam Konser Almal “Songs Of Hope”

Surabaya (KN) – Pertunjukkan musik orkestra yang selama ini identik dengan musiknya kalangan atas (orang kaya) ternyata tak selamanya benar. Paling tidak, itu terlihat dalam Konser Amal yang bertajuk “Songs of Hope” (Sharing Love with the Poor), Sabtu (20/7) malam lalu di Grand Ballroom Shangri-La Hotel, Jl Mayjend Sungkono, Surabaya.

Pelbagai kalangan bercampur jadi satu. Mulai dari pengusaha, tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan konsulat jenderal, pengamen Terminal Joyoboyo, sampai perwakilan orang-orang tak mampu yang berasal dari komunitas-komunitas kumuh binaan Yayasan Pondok Kasih yang ada di Surabaya.

Pertunjukkan musik klasik yang dibalut dengan nuansa amal tersebut memang sengaja digelar untuk lebih memperkenalkan lagi tentang sepak terjang pelayanan Yayasan Pondok Kasih (YPK). Menggandeng Surabaya Symphony Orchestra (SSO), YPK ingin menyampaikan sebuah pesan moral bagi kalangan atas yang turut hadir dalam acara tersebut.

“Melalui malam amal ini, kami ingin mengajak untuk bersama-sama mengasihi dan memperhatikan kaum miskin dan termajinalkan, khususnya yang ada di Surabaya. Agar mereka dapat memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik, dan Surabaya dapat menjadi kota yang aman, damai dan sejahtera, karena masyarakatnya saling memperhatikan dan saling mengasihi,” kata Dr Hana Amalia Vandayani Ananda, Ketua Yayasan Pondok Kasih (YPK), saat ditemui wartawan menjelang konser.

Disinggung tentang berapa biaya produksi konser ini, Hana tak menampik, bahwa pihaknya mengeluarkan dana sampai ratusan juta rupiah. Namun ada goal yang ingin dicapai dalam konser yang berlangsung 2,5 jam tersebut.

“Mungkin tak pernah ada, pertunjukkan orkestra semegah ini yang dihadiri dan bisa dinikmati oleh kaum tak mampu seperti yang terlihat pada malam ini? Nah, kami ingin memberikan kebahagiaan tersendiri pada kaum papa. Terlebih, tak ada lagi perbedaan status antara si kaya dengan si miskin. Semuanya berbaur jadi satu dalam nuansa kebersamaan dan persaudaraan,” jelas Hana yang akrab dipanggil Mama Hana ini.

Sementara itu, dalam penampilannya, Surabaya Symphony Orchestra (SSO) menghadirkan tembang-tembang beragam, mulai dari bernuansa perjuangan, lagu rohani, sampai tembang klasik karya komponis besar dunia. Diantaranya berjudul Indonesia Pusaka, Besar Setia-MU, Carmen Fantasy Op. 25 dan Battle Hymn of the Republic. Bahkan, SSO juga memberikan kesempatan kepada Paduan Suara dari Panti Asuhan Pondok Kasih untuk berkolaborasi.

Solomon Tong, dirigen dan motor utama SSO mengatakan, pihaknya sangat bersyukur dapat bekerjasama dengan YPK untuk menggelar konser amal.

“Saya pribadi sangat kagum dan respek dengan misi kasih yang dijalankan oleh Yayasan Pondok Kasih. Untuk itu, ketika ada tawaran untuk menggelar konser musik amal, kami langsung mengiyakan,” terang kakak kandung Pendeta Stephen Tong, yang terkenal itu.

Usai konser, banyak pihak yang merasa kagum dengan suguhan musik klasik yang baru pertama kali ini ditontonnya.

Seperti pengakuan Mas Muhlisinalahuddin, Sekretaris Jenderal DPP “Forum Komunikasi Kyai dan Cendekiawan Muslim Indonesia” (FKCMI) ini mengaku baru kali ini melihat secara langsung pertunjukkan musik orkestra.

Bahkan, pria yang akrab dipanggil Gus Mus ini berencana ingin mengajak SSO untuk berkolaborasi, memadukan musik klasik dengan rebana dan hadrah. (red)

Foto : Dr Hana Amalia Vandayani Ananda, Ketua Yayasan Pondok Kasih (YPK) bersama Solomon Tong, dirigen dan motor utama Surabaya Symphony Orchestra (SSO).

Related posts

Gubernur Targetkan Tahun Ini Tak Ada Lagi Desa Tertinggal di Jatim

kornus

Ibu Ajak 3 Anaknya Bunuh Diri Tenggak Obat Nyamuk Cair di Jombang

redaksi

Jatim Memberikan Kontribusi Mente 11 Persen Terhadap Produksi Mente Nasional

kornus