Surabaya (mediakorannusantara.com) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menggandeng Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit dibandingkan pengobatan. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dalam Kongres XVIII Muslimat NU di Asrama Haji Surabaya, Jumat (14/2/2025) siang.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa peran ibu dalam keluarga sangat vital dalam menjaga kesehatan anggota keluarganya. “Muslimat NU memiliki peran besar dalam edukasi kesehatan, terutama karena para ibu secara alami menjalankan tugas ini dengan sepenuh hati,” ujarnya.
Menkes juga menegaskan bahwa menjaga kesehatan masyarakat agar tetap bugar lebih penting daripada harus mengobati mereka yang sudah jatuh sakit.
Dalam Sidang Pleno XIII di Konggres XVIII Muslimat NU, Menkes juga menegaskan pentingnya deteksi dini dalam mencegah penyakit kronis yang menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, yakni stroke, jantung, dan kanker.
Budi Gunadi juga mengajak masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan gratis yang telah dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Program ini memungkinkan setiap warga negara mendapatkan layanan kesehatan gratis di Puskesmas saat ulang tahun mereka. Pemeriksaan mencakup deteksi dini berbagai penyakit seperti kanker payudara, kanker serviks, kadar gula darah, dan kolesterol. Selain itu, vaksinasi HPV gratis diberikan bagi anak usia 11-12 tahun guna mencegah kanker serviks.
Mulai tahun ini, pemerintah menargetkan pemeriksaan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia yang berjumlah 287 juta jiwa. “Untuk anak usia sekolah, pemeriksaan dilakukan di sekolah, sedangkan bagi masyarakat umum, layanan tersedia di Puskesmas,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, mengatakan bahwa Muslimat NU telah lama berkontribusi dalam layanan kesehatan melalui Yayasan Kesejahteraan Muslimat (YKM). Saat ini, YKM mengelola 111 fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit, klinik utama, klinik pratama, serta pusat layanan hemodialisis.
“Sejak Kongres tahun 1953, Muslimat NU telah aktif di sektor kesehatan. Rumah Sakit Siti Hajar yang berawal dari Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) menjadi salah satu bukti nyata. Bahkan, awal tahun ini kami baru saja meresmikan RSIA Sayang Ibu Muslimat NU di Kota Tasikmalaya,” ungkap Khofifah.
Selain layanan medis, Muslimat NU juga gencar dalam program edukasi kesehatan masyarakat. Salah satu fokus utamanya adalah Promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta kampanye imunisasi yang didukung oleh berbagai mitra, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dengan sinergi ini, Kemenkes dan Muslimat NU berharap dapat semakin memperkuat upaya preventif dalam sektor kesehatan, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera. (KN01)