KORAN NUSANTARA
indeks Surabaya

Keluarga Pekerja Sampah Kesulitan Biaya Operasi Anaknya

DSCN2982Surabaya (KN) – Derita memilukan dialami pasangan keluarga tak mampu, Suwondo (21) dan Sunarsih (21). Pria yang sehari-hari sebagai pekerja sampah (petugas kebersihan) RT dan RW di kawasan Menur dengan hidup serba kekurangan itu, kini harus menanggung beban rencana operasi anak bungsunya yang diperkirakan lebih dari Rp15 juta. Tentu saja, beban biaya besar itu tak sanggup ditanggung keluarga tersebut.

Keluarga yang menempati satu bilik kos milik Soleh di Jl Jangkungan I C, Surabaya ini terbebani dengan kelainan yang dibawa anak bungsunya sejak lahir. Sebuah benjolan besar yang nyaris menyerupai kepala bayi Muhammad Hanif yang baru berusia 5 hari, tumbuh di bagian kepala belakang sebelah kanannya. Benjolan yang jika dipegang sangat lembek itu, diduga adalah tumor.

Saking besarnya, tentu saja menyulitkan Hanif setiap hari. Hanif hanya bisa menangis saat terbangun dari tidurnya. Diberi susu dengan botol dot juga, terlalu susah. Terkadang susu instan yang dibuat sebanyak 60 cc, hanya habis sedikit. Hanif lebih banyak menangis yang diduga karena menahan rasa nyeri di tubuhnya. Oleh bidan yang menanganinya, Hanif hanya disarankan minum obat anti nyeri saja.

Hanif hanya ditempatkan di kasur busa tanpa ranjang di dalam ruangan kos ukuran 3×4 meter. Sehari-hari, bungsu dari tiga bersaudara itu dirawat ibunya. Sebab, pagi hari Suwondo harus bekerja membersihkan sampah warga. Sementara kakaknya yang berusia 3 tahun dan satu tahun, harus dititipkan ke keluarganya. Dikhawatirkan, perilaku kakak-kakaknya membahayakan benjolan di kepala Hanif.

Sehari-hari, Hanif harus tidur dengan posisi kepala menghadap ke kiri. Jika diarahkan ke kanan yang menyebabkan benjolan di kepalanya tertekan, Hanif sering menangis.
Rencananya, Hanif yang dilahirkan melalui caesar di rumah bersalin Siti Aminah (Aisyah) Semolowaru, akan diberi surat rujukan ke RSU dr Soetomo oleh bidan yang menanganinya. Namun itu masih belum pasti, sebab, pemeriksaannya akan dilakukan Sabtu (4/5/2013), berbarengan saat Hanif diimunisasi.

“Hanif lahir saat usia kandungan saya delapan bulan atau jalan sembilan bulan. Bobotnya mencapai 2,3 Kg dengan panjang 43 cm. Sebelum melahirkan, saya sempat diminta dokternya untuk sabar jika saat lahir nyawa Hanif tak tertolong. Sebab, saat diperiksa bidan pas usia kandungan saya masih lima bulan, Hanif diperkirakan tak memiliki tempurung kepala. Namun setelah di USG, barulah diketahui ada kelainan berupa benjolan di kepalanya. Bahkan sebelumnya, anak saya sempat diprediksi kembar,” cerita Sunarsih ditemui di tempat kos-nya yang bertarif Rp400 ribu per bulan.

Karena diprediksi tak memiliki tempurung kepala, maka saat kehamilannya, Sunarsih pun disaran untuk rutin minum cairan kalsium (calsium d-redoxon) agar bisa mengatasi masalah tersebut. Namun Tuhan Yang Maha Esa berkehendak lain, keluarga itu pun diberi cobaan.

“Kami untuk mengusahakan biaya operasi, jelas kesulitan. Kami sangat mengharapkan uluran tangan para dermawan. Kami sangat berterima kasih jika ada yang peduli terhadap keluarga kami,” ujar Sunarsih sambil berlinang air mata merasakan penderitaan anaknya. (Jack)

Foto: Sunarsih menggendong Hanif dengan benjolan di kepalanya

Related posts

Tingkatkan Nasionalisme, seluruh ASN dan Non ASN Pemkot Surabaya Tiap Hari Wajib Nyanyikan Lagu Nasional

kornus

Asah Kemampuan, Brigif Para Raider 18 Gelar Latihan Terjun Bebas Militer

kornus

Pertamina Turunkan Harga BBM Non Subsidi

Respati