Surabaya (KN) – Jatim memberikan kontribusi mente 11 persen terhadap produksi mente nasional. Dari aspek hasil produksi jambu mete, Indonesia masuk peringkat kelima dunia setelah India, Nigeria, Brazilia, dan Tanzania.Dari kontribusi 11 persen mente Jatim itu, diantaranya dari empat kabupaten di Madura, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep yang memiliki potensi mete terbesar dengan lahan seluas 30.167 hektar.
Bangkalan memliki lahan 8.339 hektar dengan produksi 1.833 ton, Sampang 8.931 hektar dengan produksi 3.744 ton, Pamekasan 2.038 hektar dengan produksi 1.070 ton, serta Sumenep 10.859 kehtar dengan hasil produksi 3.398 ton.
Kepala Dinas Perkebunan Jatim Ir Moh Samsul Arifien MMA saat dikonfirmasi, Jumat (24/6) mengatakan, tanaman mete memliki karakteristik unik yang mampu tumbuh di lahan kurang subur dan iklim kering. Tanaman ini juga menjadi salah satu alternatif untuk peningkatan pendapatan masyarakat yang berdomisili di lingkungan dengan lahan relatif marginal, seperti di Pantai Utara (Pantura) pulau Madura.
Potensi tanaman mete di Pantura Madura tumbuh baik dengan produktvitas rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain serta menjadi sumber benih mete lokal dan nasional, karena terdapat pohon induk mete yang telah direkomendasikan. Di wilayah itu juga banyak dijumpai usaha pengolahan mete menjadi kacang mete.
Luasan mete di wilayah Madura telah mencapai 24.455 hektar dan sudah mencapai luasan skala ekonomi. Namun secara potensial masih dapat ditingkatkan lagi menjadi 50.000 hektar. Dari aspek SDM, secara tradisional petani Pantura Madura sudah terbiasa dalam melaksanakan budidaya mete, sehingga upaya pembinaan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk, tidak terlalu sulit. Bahkan, kini telah banyak berkembang kelompok-kelompok tani dengan usaha berbasis komoditi mete. (ms)