KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim Nasional

Gubernur Khofifah: 3,2 Juta Tenaga Kerja Asal Jatim Terserap pada Perusahaan di Bawah Naungan APINDO

    Gubernur Khofifah saat berbicara di acara penutupan Raker DPP APINDO.

Surabaya (mediakorannusantara.com) – Sebanyak 3,2 juta pekerja asal Provinsi Jawa Timur terserap dalam perusahaan yang berada di bawah naungan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Banyaknya tenaga kerja yang terserap itu menjadi salah satu indikator yang membuat situasi di Jatim tetap kondusif.

Pernyataan itu sebagaimana dikatakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menutup rapat kerja (Raker) DPP APINDO Jatim di Hotel Novotel Samator Surabaya, Sabtu (6/8/2022).

“Ada sebanyak 3,2 juta tenaga kerja yang mereka memberikan dedikasinya kepada perusahaan yang Bapak-Ibu pimpin,” kata Khofifah dalam sambutannya.

Menurut Khofifah, 3,2 juta tenaga kerja yang terserap itu tentu saja angka yang sangat signifikan. Hal itu dikatakannya tak lepas dari sinergitas dan dukungan dari seluruh pihak.

“Bagaimana peran dunia usaha, dunia industri, dunia tenaga kerja, memberikan support terhadap upaya penanganan dari berbagai masalahan yang bisa timbul kalau mereka menganggur,” ujarnya.

Bahkan, ia juga menyatakan, terhitung mulai bulan Maret 2021 hingga Maret 2022 angka penurunan kemiskinan di Jawa Timur tertinggi se provinsi di Indonesia. Ini sebagaimana pula dinilanya tak lepas dari peran serta seluruh stakeholder di Jatim.

“Alhamdulillah, penurunan kemiskinan di Jawa Timur turunnya tertinggi se Indonesia,” sebut mantan Menteri Sosial (Mensos) RI tersebut.

Bukan hanya itu saja, Khofifah berpendapat, push and pull theory juga menjadi salah satu faktor yang membuat angka kemiskinan di Jawa Timur menurun signifikan. Bagaimana warga dari desa bekerja di kota dan mensuplai hasilnya itu untuk keluarga di kampung halamannya.

“Saya rasa puss and pull theory juga terbangun. Artinya, mereka bekerja di perusahaan Bapak-Ibu sekalian, tapi mungkin anak-anaknya di desa, kemudian mereka punya uang beli sawah, mereka punya uang beli ternak dan seterusnya,” papar dia.

Para undangan dan peserta Raker DPP APINDO.

Sementara itu, Ketua Umum DPP APINDO Jawa Timur Eddy Widjanarko menyatakan, pasca pandemi Covid-19 perekonomian di Indonesia khususnya di Jatim mulai membaik. Indikator itu salah satunya bisa dilihat dari kenaikan investasi di Jatim yang mencapai Rp39,9 triliun atau sekitar 69 persen.

“Demikian juga perekonomian secara Nasional naik 5,44 persen. Tapi untuk Jawa Timur 5,74 persen. Jadi, pengertiannya bahwa Jatim merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi Indonesia,” kata Eddy Widjanarko.

Tentu saja, hal ini membuat APINDO menjadi lebih optimis. Jika dulu APINDO mempunyai tugas menjaga harmonisasi hubungan industrial Pancasila di ketenagakerjaan, namun sekarang pihaknya menilai jika investasi juga menjadi hal yang utama.

“Dimana kita akan berperan aktif mencari investor-investor yang baik untuk Jawa Timur,” ujarnya.

Selama ini, pihaknya juga mengaku terus melakukan promosi untuk memantik investor menanamkan modalnya ke Jawa Timur. Strategi yang dilakukan salah satunya dengan mengadakan temu dagang, hingga mengundang para Duta Besar (Dubes) dan mengajak investor-investor masuk ke Jawa Timur.

“Kami juga optimis kenaikan investasi tahun depan juga minimal di atas 50 persen dari target tahun ini. Semester kedua tahun ini kenaikannya 69,2 persen. Dan kami melihat itu trennya terus naik pada semester ketiga dan keempat,” tandasnya. (KN01)

Related posts

Sisir Pantura, Gubernur Khofifah Gowes dan Kampanyekan Pentingnya Pakai Masker

kornus

GP Ansor Surabaya Pertanyakan Urgensi Segel Tanda Silang Pelanggaran Reklame

kornus

Selama Libur Lebaran, Puskesmas dan RS Milik Pemkot Harus Tetap Buka

kornus