Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap beberapa isu yang ada di Indonesia. Kali ini, melalui gelaran TEDxITS, mengusung beberapa isu sosial yang kerap beredar seperti isu kewanitaan, limbah makanan, dan beberapa isu lainnya. Acara rutin tahunan ini diselenggarakan secara luring di Auditorium Gedung Pusat Riset ITS, Minggu (19/6/2022).
Ketua Pelaksana Bagian Konseptor TEDxITS Clara Lourdessa Oryza mengatakan, TEDxITS berhasil dicetuskan kali pertama oleh Wakil Rektor III ITS Dr Eng Ir Ahmad Rusdiansyah MEng. Ia juga menyampaikan bahwa saat ini penyelenggaraan TEDxITS berada di bawah naungan Unit Komunikasi Publik (UKP) ITS. “Kami memiliki visi untuk mengeskalasi ITS menuju kancah internasional,” tuturnya.
Berhasil diselenggarakan sebanyak lima kali, TEDxITS tahun ini mengangkat tiga konsep yakni isu bersifat tabu, isu yang sulit diungkapkan, dan isu yang sudah sering dibahas namun tidak ditindak lebih lanjut. Ia juga menjelaskan bahwa topik tersebut diangkat sebagai hasil evaluasi tema tahun lalu. “Maka dari itu, untuk tahun ini, kami mengusung tema bertajuk Elephant in the Room,” ucapnya.
Tak hanya isu sosial, mahasiswi yang akrab disapa Ory ini menambahkan, TEDxITS tahun ini berkesempatan untuk menyertakan isu politik di Indonesia. Isu tersebut diangkat dengan alasan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang masih acuh pada isu tersebut. “Kami menilai bahwa banyak masyarakat Indonesia yang masih enggan membahas politik di sekitarnya,” jelasnya.
Selanjutnya, mahasiswi Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS tersebut memaparkan, TEDxITS tahun ini memiliki sasaran untuk menyadarkan masyarakat akan gawatnya isu-isu yang sedang marak di Indonesia. Ia pun mengaku sangat senang atas antusiasme mahasiswa maupun masyarakat umum untuk menghadiri TEDxITS ini. “Kami bersyukur bahwa ternyata masih banyak orang yang peduli terhadap isu-isu yang sedang marak di Indonesia,” ungkapnya bahagia.
Dengan terselenggaranya TEDxITS, Ory berharap bahwa mahasiswa dan masyarakat umum akan sadar betapa gentingnya isu-isu yang saat ini marak di Indonesia. “Tak hanya aware, kami ingin masyarakat umum dan mahasiswa untuk berani melakukan tindakan terhadap isu-isu tersebut,” pungkasnya penuh harap. (jack)