Jakarta, mediakorannusantara.com– Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api/INKA (Persero) menandatangani perjanjian kerja sama untuk pengembangan kendaraan listrik di lingkungan Perguruan Tinggi.
“Penandatangan kerja sama antara Ditjen Diktiristek dengan PT INKA (Persero) ini dalam rangka pengembangan kendaraan listrik di lingkungan Pendidikan Tinggi,” ucap Plt. Dirjen Diktiristek, Nizam pada acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tersebut secara daring, Selasa (1/3/2022).
Kerja sama ini dikatakannya sebagai bentuk kepedulian dalam membangun kedaulatan Indonesia di dalam reka cipta. Saat ini 90 persen dari industri nasional hanya berbasis lisensi dari asing.
“Sangat sulit bagi kita untuk bisa membangun industri yang maju tanpa ada pondasi yang kuat dalam riset dan pengembangan untuk teknologi. Sementara kita ketahui bahwa investasi di dalam riset dan development di Indonesia masih sangat rendah. Anggaran riset dan penelitian di Indonesia itu baru 0,1% PDB (Produk Domestik Bruto), terendah di Asia Tenggara, dan itupun 75 persen belanja dari pemerintah,” kata Nizam.
Belanja dari sektor swata dikatakan Nizam baru sebesar 26 persen dari 0,1 persen PDB tersebut. Sementara kalau melihat Thailand anggaran untuk riset dan pengembangan itu 1,4 persen dari PDB dan 75 persen didominasi dari belanja swasta.
Indonesia dari berbagai penelitian, katanya, belanja SDM jauh lebih besar dari belanja Research and Development (RnD) dari sektor swasta. Padahal ekonomi Indonesia kedepan tidak mungkin untuk masuk sebagai penghasilan tinggi tanpa berbasis pada inovasi.
“Karenanya kita menggandeng industri seluruh mitra dunia usaha dunia kerja untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi dalam melakukan riset dan pengembangan, karena riset dan pengembangan itu memang sangat mahal, kalau itu harus dilakukan sendiri oleh industri, itu mungkin membutuhkan investasi yang sangat besar,” paparnya.
Melalui kolaborasi itu, Nizam berharap ada sharing pembiayaan. “Di pemerintah tidak hanya menyediakan fasilitas di perguruan tinggi yang dimanfaatkan oleh industri, tapi kita juga menyediakan pendanaan pendamping, mendapingi komitmen dari mitra industri tersebut. Kerja sama antara Ditjen Diktiristek dan PT INKA ini satu bentuk yang cukup ideal karena di sini meskipun arahnya pada pengembangan kendaraan listrik, tetapi di situ ada dosen yang melakukan sabatikal (cuti) berada di Industri untuk secara penuh berada di perusahaan bersama-sama dengan teman-teman di industri untuk membangun bus listrik untuk G20,” katanya.
Sementara Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) Budi Noviantoro menambahkan, kerja sama ini, merupakan momentum mengembangkan riset dan inovasi kendaraan linstrik, baik secara produk maupun sumber dayanya.
“Langkah ini juga merupakan kolaborasi dengan perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri untuk mewujudkan program magang bersertifikat sebagai bagian dari Kampus Merdeka. Kami dari INKA Persero mendukung penuh dalam memberikan fasilitas apapun, baik berupa fasilitas fisik, data dan informasi yang diperlukan untuk mensukseskan Program tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya masih punya program membuat kereta cepat merah putih. “Nanti mohon dukungannya. Kami juga melibatkan hampir semua perguruan tinggi negeri di Jawa untuk bisa membantu” ujarnya (wan/inf)