KORAN NUSANTARA
Headline indeks Surabaya

Dinilai Memberatkan, Komisi C Soroti Rencana Subsidi Monorel dan Trem

monorelSurabaya (KN) – Rencana pembangunan moda angkutan massal cepat (AMC) di Surabaya berupa monorel dan trem nampaknya masih sebatas wacana dan masih jauh dari angan-angan. Proyek yang rencananya akan dimulai pembangunannya pada 2014-2015 oleh Pemkot tersebut, masih dipertanyakan oleh Komisi C DPRD Surabaya. Komisi yang membidangi pembangunan ini menyoroti tajam adanya subsidi tiket pada monorel dan trem nantinya. Adapun rencana besaran subsidi untuk para penumpang nilainya antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu.

“Saya tidak setuju bila tiap penumpang mendapatkan subsidi 20 ribu. Ini memberatkan,” tandas Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Sachiroel Alim.
Dijelaskan Alim, sudah hampir setahun memantau perkembangan rencana pembangunan moda angkutan massal cepat (AMC). Ingin mendapatkan informasi yang utuh terkait hal ini serta progress dan report kemajuannya. Karena menyangkut kemaslahatan warga Surabaya.

“Biaya operasional untuk tiketing yang mendapatkan disubsidi ini sangat memberatkan. Kalau pelayanan publik ini membebani APBD, kami juga keberatan,” tandasnya.

Menurut politisi asalnya Demokrat ini pihaknya bukan berniat ‘mengganjal’ proyek ini. Hanya saja pihaknya ingin menyempurnakan proyek ini sehingga tidak memberatkan banyak pihak. “Kita ingin menyempurnakan konsep ini, tapi hati-hati dalam penggunaan uang rakyat,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan anggota Komisi C lainnya, Agus Sudarsono yang menyoroti terkait subsidi yang diberikan untuk tiketing. Transportasi itu bisa jadi yang mendapatkan subsidi adalah orang-orang yang cukup.

“Kalau hanya untuk angkutan orang saja, berarti sama saja memberikan subsidi untuk kalangan menengah ke atas,” tandas Agus Sudarsono.

Sementara itu, Kapala Bidang Sarana dan Prasarana Bappeko Surabaya, Dwijaja Wardhana menuturkan bahwa pihaknya berupaya untuk meminimalisir subsidi. Caranya salah satunya mendayagunakan halte-halte yang ada nantinya. Dengan dipakai untuk kios-kios jualan atau untuk advertising.

“Perkiraan kita harga tiket antara Rp 6 ribu hingga Rp 10 ribu. Jadi memang harus ada subsidi sebesar Rp 20 ribu-Rp 30 ribu dari APBD Surabaya,” kata Dwija.

Dijelaskan bahwa sesuai yang dijadwalkan 2014-2015 pelaksanaan kontruksi. Perkembangan terakhir sudah lakukan pengadaan badan usaha sebagai pelaksana.

Rencananya ada dua moda utama. Yakni untuk kawasan Utara-Selatan sepanjang sekitar 17 km dengan trem. Nantinya akan ada 29 titik pemberhentian dengan jarak tiap halte 1,5 km -2 km. Untuk trem berisi 2 gerbong dengan kemampuan muat 200 orang.

Sedangkan yang menghubungkan wilayah Timur ke Barat sepanjang 24 km dengan menggunakan Monorel. Nantinya akan dibuat sebanyak 25 halte. Monorel nantinya setiap rangkain berisi 4 gerbong. “Proyek ini diperlukan biaya sebesar Rp 8,8 Trilyun,” paparnya .

Sedangkan Kabag Bina Program Pemkot Surabaya, Dedik Irianto yakin bahwa proyek ini banyak diminati oleh para investor. Pihaknya juga siap untuk menindaklanjutinya sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan aturan. “Jadi kami yakin, banyak investor yang minat,” ujarnya. (anto)

 

 

Related posts

Kapuspen TNI : Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai Pembicara Tabligh Akbar dan Silaturahmi Notaris Muslim Indonesia, “Tidak Benar”

kornus

Hadiri Pelantikan PWI Jatim, Walikota Eri Cahyadi Harap Pers Harus Sehat, Cerdas, dan Berwibawa

kornus

Awali Tahun 2024, Presiden Joko Widodo Kunjungi Fasilitas RDF Plant Pertama di Indonesia

kornus