KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Dinas Peternakan Berupaya Cegah Masuknya Virus Anthrax di Jatim

Surabaya (KN) – Jawa Timur memiliki potensi tinggi untuk masuknya penyakit anthrax. Antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks ditularkan melalui hewan-hewan ternak yang tidak terawat atau hewan yang sedang sakit. Hal tesebut disampaikan kepala Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Rohayati kepada wartawan di kantornya, beberapa waktu lalu.Dikatakannya, setelah 57 tahun Jatim bebas Antraks, pada tahun 2014 lalu beberapa daerah di Jawa Timur seperti Pacitan dan Blitar kembali terjangkit penyakit Antraks. “Jawa Timur ini mempunyai potensi secara geografis, memiliki potensi lebih tinggi terhadap penyakit antraks,” ucapnya.

Untuk mengantisipasi hal tersbeut, Dinas Peternakan mengantisipasinya dengan membuat titik check point di beberapa tempat untuk memeriksa hewan yang akan masuk ke Jawa Timur. “Ada beberapa langkah, kita mempunyai check point di beberapa unit perbatasan untuk mencegah masuknya penyakit Antraks dari luar,” ujarnya.

Pada tahun ini, Disnak Jatim sudah menyiapkan 1.000 dosis untuk vaksinasi hewan ternak di Provinsi Jawa Timur. “Jadi di tahun 2017 tersedia 1000 dosis vaksinasi antraks,” ungkapnya. Rohayati melanjutkan, wilayah yang dekat dengan daerah Endemis akan menjadi fokus untuk penyebaran vaksin. “Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar dan daerah lainnya yang dekat dengan wilayah Endemis adalah daerah yang akan kami vokuskan untuk vaksinasi,” ujarnya.

Sementara itu, Jawa Timur merupakan gudang hewan ternak bagi  Indonesia. “Jadi, untuk populasi ternak 4,4 juta ekor, kami mengeluarkan ternak cukup besar untuk nasional, kami harus mempertahankan Jawa Timur sebagai gudang ternak,” jelasnya.

Dia berpesan bahwa selain sering melakukan vaksin terhadap hewan ternak, para peternak harus terus menjaga kebersihan kandang hewan ternaknya. “Peternak harus menjaga kebersihan kandangnya, menyembelih hewan ternak seperti sapi lebih baik di RPH (Rumah Pemotongan hewan)”pungkasnya. (yo)

 

Related posts

Mensos Beri Perhatian Khusus Kasus Kekerasan Anak di Sidoarjo

DPRD Jatim Berharap Gubernur Segera Tetapkan Kepala Dinas Definitif Saat Pembahasan APBD 2020

kornus

Tinjau Lokasi Banjir di Jombang, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Aktif Jadi Relawan ‘Jogo Kali’ dan Tak Buang Sampah ke Sungai

kornus