Surabaya (KN) – Pembagian jatah beras untuk warga miskin di Surabaya masih amburadul, banyak ditemui ketidak adilan. Pasalnya, banyak warga miskin yang benar-benar membutuhkan jatah raskin justru tak kebagaian. Sementara warga yang tergplpng mampu masuk dalam data perima raskin.
Ironisnya, Kepala Bapemas KB Kota Surabaya terkesan lepas tangan soal pembagian beras untuk warga miskin di Surabaya yang masih amburadul dan tidak adil itu. Pasalnya, untuk pembagian beras antara Januari – Mei 2012 dengan Juni – Desember 2012, banyak terjadi perbedaan data warga miskin yang berhak menerimanya.
Pada periode pembagian enam bulan pertama tahun 2012 ini, Pemkot menggunakan data warga miskin hasil survei BPS tahun 2008 di Surabaya yang mencapai 113 ribu lebih kepala keluarga. Sementara untuk periode enam bulan kedua menggunakan hasil survei BPS 2011 jumlah penerima 78 ribu lebih kepala keluarga.
Kepala Bapemas KB Surabaya Antiek Sugiharti justru terkesan pasrah terhadap data yang disarankan pusat harus menggunakan hasil survey BPS tersebut. Kalaupun ada kekisruhan saat pembagian beras, Pemkot malah tak mau tahu.
“Kita hanya menerima data itu dari pusat dan kita hanya sebagai pelaksana. Kalau pembagian itu sudah diterima masyarakat, itu terserah masyarakat mau membaginya ke masyarakat yang lain. Kita hanya berdasar data yang ada,” ungkap Antiek.
Padahal ada kesepakatan, jika data penerima tak sesuai dengan kondisi warga miskin di lapangan, maka warga diharap maklum jika jatah beras miskinnya tak mencapai 5 kilogram per bulan. Sebab kesepakatan itu adalah membagi jatah beras itu dengan warga miskin lainnya yang tak masuk data. Bahkan kondisi ini sudah berlangsung lama, tujuannya agar tak terjadi kekisruhan saat pembagian beras.
Disinggung soal warga yang tak berhak menerima beras miskin, namun tetap saja masih bisa mendapatkannya, lagi-lagi Antiek berkilah kalau pihaknya tetap berpegang pada data yang ada. Pihaknya justru tak berusaha untuk mengklarifikasi atau meluruskan data tersebut. Antiek sangat pasrah dan tak mau disalahkan.
Sikap Kepala Bapemas dan KB Pemkot Surabaya ini bisa menjadi penyebab sia-sianya pembagian jatah raskin di Surabaya karena warga yang benar-benar kurang mampu dan sangat membutuhkan raskin itu tak kebagaian. (anto/Jack)
Foto : Ilustrasi taskin