Surabaya (KN) – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Jawa Timur (Jatim) siap menaikkan harga di kisaran 3-5 persen. Kebijakan ini diambil seiring rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).“Untuk menyesuaikan beban produksi dan operasional produk akibat kenaikan BBM, kami juga akan menaikkan harga untuk menyesuaikan,” kata Ketua GAPMMI Jatim, Yapto Willy saat di konfirmasi wartawan di Surabaya, Kamis (2/5/2013).
Pihak GAPMMI Jatim menyadari, kebijakan menaikkan harga produk akan berimbas transaksi penjualan. Bahkan bisa jadi omzet yang diterima para pelaku usaha akan menurun. “Rencana kenaikan harga produk inipun, pihaknya masih sangsi dan meragukan untuk transaksi penjualan pada konsumen di lapangan,” ujarnya. Namun, sudah tidak ada jalan lagi bagi pengusaha untuk menekan beban produksi dan operasional. Pihak GAPMMI Jatim sendiri akan siap menerima semua resikonya.
Sebelumnya, Kadin Jawa Timur menyatakan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi dinilai akan berdampak pada capaian pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut. Wakil ketua umum Kadin Jatim bidang Organisasi, Dedy Suhajadi, mengatakan, kelangkaan solar dan pembatasan solar bersubsidi yang dioperasikan oleh PT.Pertamina di beberapa daerah, dinilai akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Jatim.
“Kelangkaan solar dibeberapa daerah maupun kota berapa hari ini, secara otomatis akan merugikan para pengusaha transportasi khususnya diangkutan barang dan pelaku UKM yang menggunakan solar, dan ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,” ujar Dedy.
Dedy mengatakan, menyusul imbas BBM jenis solar subsidi dan kelangkaan dibeberapa daerah/kota akibat kebijakan dari pemerintah membuat pengusaha angkutan transportasi seperti, angkutan barang, kapal dan pelaku usaha kecil menengah sudah mulai mengeluh. Dan pihaknya menyakini bahwa saat ini kerugian besar sudah dialami para pengusaha maupun sektor UKM, jelasnya. (red)
Foto : Ilustrasi produk UKM