Jakarta, mediakprannusantara.com – Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII) menyatakan sudah sewajarnya perusahaan besar asal Amerika Serikat, Apple membangun pabrik perakitan di Indonesia dan menjalin kerja sama dengan produsen komponen dalam negeri.
“Melihat besarnya pasar di Indonesia, sudah sewajarnya Apple meningkatkan investasi tidak lagi sekadar membangun developer academy, tetapi juga membangun pabrik perakitan dan menjalin kerja sama dengan produsen komponen di dalam negeri. Langkah ini tentunya akan membantu Apple dalam meningkatkan TKDN yang ada di produknya,” kata Ketua Umum WANTRII Fadli Hamsani di Jakarta, Selasa.7/12
Ia mengatakan pangsa pasar Apple di Indonesia sangatlah besar khususnya generasi muda yang sangat menyukai produk rakitan perusahaan teknologi tersebut.
Menurutnya, hingga Oktober 2024, Apple menguasai hampir 12 persen pangsa pasar ponsel di Indonesia. Pada 2023, sebanyak 2,61 juta unit iPhone tercatat terjual di tanah air. Jumlah ini lebih besar dibandingkan penjualan di Vietnam pada tahun yang sama yaitu 1,43 juta unit.
Oleh karena itu, dikatakannya, skema investasi pembangunan pabrik menjadi hal yang strategis bagi Apple untuk dapat meningkatkan penjualan produknya.
Terkait langkah negosiasi yang akan digelar pada 7-8 Januari 2025, dikatakannya merupakan kunci utama bagi pemerintah untuk mendorong Apple mewujudkan janjinya pascakedatangan CEO Tim Cook ke tanah air pada tahun lalu.
“Saya kira negosiasi ini harus dilakukan dengan cermat dan juga mengedepankan kepentingan ekonomi dalam negeri. Pemerintah harus mampu mendorong Apple untuk secara serius dan nyata mewujudkan komitmennya dalam berinvestasi di Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, Wakil Kepala LPEM Universitas Indonesia Mohamad Dian Revindo menjelaskan dengan adanya investasi langsung yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, maka akan membuka kesempatan kerja bagi talenta-talenta terbaik di Indonesia. Hal ini selanjutnya juga akan berkontribusi pada peningkatan penyerapan tenaga kerja di dalam negeri.
Selain itu, kerja sama Apple dengan rantai pasok komponen ponsel dan rantai nilai berbagai perangkat lunaknya di dalam negeri, turut membuat harga produk yang dijual semakin bersaing dan terjangkau.
Revindo berharap pemerintah mampu mengedepankan kepentingan ekonomi nasional dalam bernegosiasi dengan Apple. Dengan demikian, Indonesia tidak saja menjadi pasar, tetapi juga mampu menjadi lokasi produksi yang strategis dalam sebuah skema investasi.
“Dengan demikian, Indonesia juga nantinya mampu memenuhi kebutuhan ponsel tidak saja di dalam negeri, tetapi juga yang berorientasi ekspor ke berbagai negara,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan pihaknya mendorong Apple untuk menggunakan skema investasi yang pertama atau pembangunan fasilitas produksi/pabrik.
Adapun hingga 2023, Apple mengambil opsi skema investasi ketiga, yaitu skema inovasi dengan mendirikan Apple Academy.
“Pertimbangan kami dalam mendorong Apple untuk mengambil opsi skema pembangunan pabrik adalah agar tercipta lapangan kerja dari investasi tersebut,” ujar Menperin di Jakarta, Senin (6/1/2025).
Kemenperin memandang bahwa wacana investasi Apple yang disebutkan sebesar 1 miliar dolar AS masih belum memenuhi prinsip berkeadilan, dilihat dari empat aspek, yaitu investasi Apple di negara lain; investasi produsen handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) selain Apple di Indonesia; nilai tambah dan pemasukan bagi Indonesia; serta penyerapan tenaga kerja dalam ekosistem.
Adapun Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan Apple akan mengumumkan realisasi investasinya di Indonesia pada Selasa ini.( wa/ar)