Surabaya (KN) – Saat ini, di jalan-jalan banyak terlihat anak jalanan. Padahal, notabene, sebagian dari anak-anak itu justru anak usia sekolah. Dinas Sosial Kota Surabaya pun merasa prihatin dan harus menangani permasalahan tersebut.Dengan gerakan diam-diam atau silent operation, sejak 18 Desember lalu, Dinas Sosial turun ke jalan. Sedikitnya ada 48 anak jalanan yang terjaring operasi tersebut. Dari data yang ada, anak-anak itu turun ke jalan tak hanya karena suruhan orang tua, tapi ada juga yang sengaja dieksploitasi oknum tak bertanggungjawab.
Menurut Kepala Dinas Sosial Surabaya Eko Hariyanto, razia ini harus dilakukan. Jika tidak, jumlah anak jalanan itu akan terus bertambah. “Saat merazia, kita juga menemukan ada oknum tak bertanggungjawab yang sengaja mengeksploitasi anak jalanan tersebut. Oknum itu sudah kita tangkap dan diserahkan ke pihak kepolisian,” kata Eko.
Razia tertutup ini akan rutin dilakukan di tempat-tempat acak dan tak terjadwal. Tujuannya agar anak jalanan itu tak tahu pasti jadwal petugas razia. Tujuan aksi itu untuk mengurangi anak jalanan yang beroperai di perempatan-perempatan jalan di Surabaya.
“Saat kita titipkan di Liponsos, anak jalanan itu tak bisa keluar jika tak dijemput orangtuanya sendiri atau kepala sekolahnya. Kita harapkan, lingkungan, orangtua dan sekolah harus sama-sama memperhatikan hal ini agar tak ada anak usia sekolah yang mau jadi anak jalanan lagi. Dari 48 anak jalanan yang kita tangkap, enam diantaranya berasal dari sekolah yang sama. Semua pihak harus turut mengawasi anak-anak ini,” kata Eko.
Eko juga mengaku jika musim liburan, anak jalanan akan bertambah. Sebab, anak-anak ini mencari uang untuk bisa menikmati persewaan play station atau game online. Makanya pada musim liburan bulan ini, razia akan lebih ditingkatkan. (anto/Jack)
Foto : Ilustrasi anak jalanan