Surabaya (KN) – Keinginan Surabaya untuk mewujudkan sarana transportasi massal yakni monorel dan trem pada 2013, sudah dipastikan tidak bisa diwujudkan. Padahal, sehari lalu, Pemkot melalui Kepala Bagian Bina Program Surabaya Erick Cahyadi sudah berkoar jika proyek itu berjalan awal 2013.
Proyek itu sendiri akan diawali dengan pembuatan feasibility studi, pembuatan detail engineering design dibarengi dengan lelang investasinya. Namun hal itu ternyata hanya untuk menyenangkan hari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang sudah meyakini jika transportasi massal Surabaya itu akan ada mulai 2013.
Kendala proyek itu sendiri ternyata ada pada pembuatan feasibility study . Studi kelayakan yang direncanakan bekerjasama dengan Australia itu sama sekali belum dilaporkan ke Bappenas. Kedok yang meyakinkan jika Surabaya sudah siap itu justru diketahui Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya yang melakukan kunjungan kerja ke Bappenas di Jakarta. “Kementerian PU saja belum menerima laporan itu. Jadi bohong kalau feasibility study itu sudah siap,” tandas anggota Banggar Reni Astuti.
Aturannya, seluruh rencana kerjasama antara pemerintah daerah dengan luar negeri, juga termasuk penerimaan hibah, harus dilaporkan ke Bappenas. Sementara pihak Bappenas membenarkan jika belum adanya laporan dari pemkot soal kerjasama tersebut.
Merujuk kerja pemkot seperti itu, Reni pun pesimis jika awal pembangunan transportasi massal itu bisa berjalan pada awal 2013. Dari kasus itu, anggota Banggar lainnya, Simon Lekatompessy justru memersoalkan keseriusan pemkot.
Pemkot dianggap tak memiliki niat untuk membangun kotanya. Bahkan Simon menegaskan, keinginan Bappenas adalah menyerahkan proyek itu ke investor dalam negeri guna mengurangi ketergantungan dengan pihak luar negeri. Selain itu, untuk memberikan kesempatan investor dalam negeri ikut ambil bagian. (Jack)
Foto : Anggota Banggar DPRD Surabaya Reni Astuti.