Surabaya (KN) – Anggota DPRD Surabaya kritisi Penghentian operasional IPAM Karangpilang I, II, dan III oleh PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Sebab, penghentian yang dilakukan untuk merelokasi pipa diameter 1.000 milimeter itu, menurut dewan tak harus mematikan operasi IPAM yang menyebabkan 200.000 pelanggan harus ‘puasa’ air bersih selama dua hari, 20-21 Oktober 2012.
Kritikan ini disampaikan Ketua Komisi D DPRD Surabaya Baktiono. Menurut dia, relokasi pipa di Balongsari yang terkena proyek box culvert sepanjang 50 meter itu, seharusnya cukup menghentikan aliran ke kawasan tersebut saja. Sementara di kawasan lain, tak perlu dihentikan.
“Kalau hanya kawasan Balongsari yang direlokasi, kenapa harus mematikan operasional IPAM Karangpilang sampai dua hari. Kalau begini, kawasan lain yang tak ikut perbaikan, justru tak bisa menikmati air bersih. Sama saja ini merugikan warga yang lain, apalagi sampai separuh pelanggannya,” tegas Baktiono.
Baktiono meminta agar hal ini harus dievaluasi PDAM, walau sudah ada sosialisasi melalui berbagai cara ke masyarakat agar menampung air untuk persediaannya.
Walau PDAM menyediakan air gratis dengan 19 armada tangki, tentu tak bisa mengcover 200.000 pelanggannya. “PDAM menganggap hal itu tak masalah bagi warga yang memiliki tendon penampungan, tapi apa semua pelanggannya memiliki tandon,” kata Baktiono yang menuding PDAM justru tak professional dengan hal seperti itu.
Sementara alasan Direktur Operasional PDAM Surabaya Tatur Jauhari mengatakan, dimatikannya operasional IPAM Karangpilang I, II, III karena yang direlokasi adalah pipa utama. Kalau hanya menghentikan aliran sekitar, tetap tak bisa dilakukan. (Jack)
Foto : Ipam Karangpilang