Surabaya (KN) – Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kurangnya stok daging menjelang Puasa dan Lebaran 2014 tahun ini.Anggota Komisi B DPRD Jatim, Fredy Purnomo di DPRD Jatim, Jumat (20/6/2014) mengatakan, Dinas Peternakan untuk segera mengevaluasi terkait jumlah sapi yang ada di Jawa Timur. Ini menurutnya sangat penting untuk mengantisipasi permintaan daging jelang bulan puasa dan lebaran.
“Data jumlah sapi di Jatim harus ada dan valid. Setelah itu baru mengukur berapa permintaan daging di Jawa Timur di waktu bulan puasa dan ramadan. Tolok ukurnya permintaannya bisa memakai yang bulan puasa dan lebaran tahun kemarin,” paparnya.
Ia menjelaskan, ketika stok sapi kurang dan permintaan daging tinggi, maka akan sangat problematis. Kebijakan Dinas Peternakan yang mengimpor sapi Australia di satu sisi juga melanggar SE (Surat Edaran) Gubernur No 524/8838/023/2010 tentang larangan pemasukan dan peredaran sapi, daging dan jeroan impor yang dibuat pada tanggal 10 juni 2010. “Kondisinya serba dilematis. Karena itu, nantinya kami menanyakan ke dinas peternakan antisipasi lainnya,” ujarnya.
Selain meminta Dinas Peternakan Jatim untuk melakukan validasi data dari jumlah populasi sapi di Jatim, politisi dari fraksi golkar ini juga mengaku bahwa sapi – sapi betina produktif masih banyak yang dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). “Sapi produktif juga banyak yang dipotong di RPH-RPH, kami sangat menyayangkan itu masih terjadi,” katanya.
Karena itu, ia meminta kepada Dinas Peternakan Jawa Timur untuk tegas dalam menindak RPH- RPH tersebut. Terlebih lagi dewan Jawa Timur sudah membuat Perda larangan pemotongan sapi betina produktif.
“Disini Perda itu harus mampu diaplikasikan oleh eksekutif yang dalam hal ini Dinas Peternakan. Sejauh ini, kinerja Dinas Peternakan masih kami pertanyakan,” terangnya.
Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu, 2.000 Ekor sapi potong impor dari Australia masuk di salah satu PT penggemukan (feedloter) PT Agrisatwa Jaya Kencana di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang Jawa Timur.
Tak hanya di Malang, juga di Penggemukan PT Santos Agrido (Santori) yang diindikasikan ada sapi Australia. Sapi-sapi tersebut digemukkan dan dibuat sebagai antisipasi terjadinya gejolak kelangkaan sapi maupun mahalnya daging sapi jelang lebaran. (rif)