Surabaya (KN) – Puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya berjualan di sepanjang Jl Nginden Semolo Surabaya, kini tak lagi beroperasi di pinggir jalan. Mereka bersedia direlokasi ke Jl Sarjana dengan menempati sentra PKL Universitas DR Soetomo (Unitomo) yang baru saja diresmikan Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Selasa (22/1/2013).
Rektor Unitomo DR H Ulul Albab, M.S. mengatakan, sentra PKL dibangun di atas lahan seluas 545 m2 milik Unitomo. Proses pembangunannya memakan waktu sektiar tiga bulan dan menelan biaya sebesar Rp 375 juta. Dana tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat yang dipercayakan kepada pihak Unitomo.
Ulul menjelaskan, Sentra PKL Unitomo menyediakan 50 stan bagi para pedagang. Namun, yang jadi masalah, lanjut Ulul, ternyata jumlah pedagang di Jl. Nginden Semolo sebanyak 86 PKL. “Akhirnya, setelah melalui proses musyawarah, dengan bantuan Pak Camat Sukolilo, semua bisa masuk ke stan dengan sistem gotong-royong dan rolling (bergantian),” terangnya.
Dia berharap, sentra PKL yang dikelola Koperasi Karyawan (kopkar) Unitomo itu dapat dijadikan tempat diskusi bagi mahasiswa. Plus, dengan adanya jaringan Wi-Fi, membuat mahasiswa bisa asik kongkow sembari mencari informasi yang dibutuhkan. “Dari situ semoga muncul ide atau gagasan mahasiswa tentang ilmu kewirausahaan,” papar Ulul.
Sementara Walikota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutannya menyampaikan, Surabaya kini sudah diperhitungkan dunia sebagai pasar yang potensial. Hal itu disebabkan tingginya tingkat konsumsi dan perputaran uang di Kota Pahlawan. Tak mengherankan jika pertumbuhan ekonomi Surabaya mencapai 7,6 persen. Angka itu di atas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional.
Menurut Risma -sapaan akrab wali kota, dengan pencapaian tersebut kemudian muncul banyak peluang usaha. “Nah, peluang inilah yang harus bisa kita manfaatkan. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada,” katanya.
Walikota juga menyemangati para pedagang yang baru saja direlokasi. Ia mengatakan bahwa kesuksesan bukanlah hal yang instan, semua butuh proses. Termasuk, ketika menempati lahan baru, pedagang dihimbau jangan cepat putus asa.
Risma mencontohkan, PKL di Taman Bungkul mulanya menolak direlokasi. Namun setelah beberapa waktu, hasilnya mulai kelihatan. Sekarang, sentra PKL Taman Bungkul nyaris tak pernah sepi dan omzetnya merupakan yang terbesar diantara sentra PKL lainnya. “Rata-rata sehari setiap stan bisa menghasilkan Rp 1,5 juta,” ungkapnya.
Demi meningkatkan kenyamanan, Walikota berencana akan membangun pedestrian di kawasan Nginden Semolo. Serta untuk meningkatkan kualitas, Risma berjanji akan mengajak para pedagang studi banding ke sejumlah pusat PKL yang dinilai berhasil.
Sementara Camat Sukolilo M. Fikser menegaskan pihaknya bakal tetap melakukan pengawasan agar para PKL tidak kembali berjualan di pinggir jalan. Pengawasan tersebut merupakan salah satu bentuk tanggung jawab kecamatan. Kendati sudah mendapat tempat, kecamatan tidak serta merta melepaskan perhatian begitu saja.
“Kami percaya komitmen para pedagang yang sudah berjanji tidak akan kembali. Namun, tetap akan kami pantau agar apa yang sudah dilakukan tidak sia-sia,” kata Fikser ketika ditemui di lokasi. (anto)
fOTO : Walijkota Surabaya Tri Rismaharini saat meresmikan sentra PKL Unitomo