KORAN NUSANTARA
Headline indeks Surabaya

Tokoh Lintas Agama Surabaya Serukan Kedamaian

Soemarno-seruan-bersama-FKUBSurabaya (KN) – Pasca  pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 lalu, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Surabaya bersama sejumlah tokoh masyarakat mengeluarkan seruan bersama agar menjaga kondusifitas Kota Surabaya. Hal ini dipicu karena masing-masing calon presiden (capres) mengklaim menang. Praktis kondisi ini berpotensi memicu konflik diantara para simpatisan.

Ketua FKUB Surabaya KH Halimi meminta warga Surabaya terutama simpatisan kedua capres menahan diri. Dia berharap semua elemen masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh pelbagai provokasi yang mengarah pada tindakan destruktif. Keamanan Kota Pahlawan merupakan tanggung jawab semua masyarakat Surabaya.

“Kami mendorong kondusifitas di Surabaya pasca pilpres. Karena ini tanggung jawab kita bersama, bukan hanya pemerintah. Demi ketenteraman dan keamanan Surabaya, saya harap semua bisa menari diri dari konflik,” kata Hilmi, Minggu (13/7/2014).

Menurutnya, suasana persaudaraan dan kerukunan beragama di Surabaya selama ini sangat bagus. Tapi, bukan berarti persoalan-persoalan sosial, agama, dan politik tidak ada. Hanya saja, adanya kesadaran untuk mengedepankan persaudaraan dan persatuan bisa meminimalisir gesekan-gesekan sosial. “Kami himbau agar persaudaraan, kerukunan dan keamanan di Surabaya senantiasa tetap dijaga dengan baik,” ucapnya.

Halimi meminta warga Surabaya tidak larut dalam euforia politik pasca pilpres. Dia juga mengimbau kepada elit politik dan pimpinan masyarakat serta tokoh lintas agama memiliki sikap dewasa dalam menghadapi kenyataan politik. Terutama dalam menyikapi keputusan KPU RI pada 22 Juli mendatang.

Kepala BakesbangLinmas Kota Surabaya Soemarno menambahkan, masyarakat Surabaya cukup dewasa dalam menghadapi kenyataan politik. Terbukti pada pelaksanaan pilpres beberapa hari lalu berjalan damai dan aman. Dia berharap suasana kondusif ini berlangsung sampai pasca pengumuman pemenang oleh KPU Pusat. “Masyarakat Surabaya harus tidak mudah terpengaruh oleh porvokasi,” ucapnya.

Menurutnya, Surabaya harus menjadi kota yang menyenangkan dan aman dan dari bentuk teror. Karena itu, dia menyampaikan agar masyarakat aktif memberikan informasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bila menjumpai masalah yang berpotensi memicu konflik horizontal.

Soemarno menambahkan, Pemkot Surabaya akan semaksimal mungkin menjaga kondusifitas kota Surabaya. Tentunya, Pemkot tidak bisa berjalan sendiri, maka itu seluruh elemen masyarakat termasuk tokoh agama, kepolisian, serta eleman lainnya diminta untuk kerjasamanya dalam menjaga Surabaya dari segala tindakan yang merugikan kepentingan bangsa dan negara.

“Segala problematika di Surabaya hendaknya diserahklan kepada yang berwenang. Seperti keamanan, kecurangan pilpres serahkan ke pihak yang berwenang. Saya mewakili Walikota mengucapkan  terima kasih kepada semua elemen masyarakat yang mau menjaga Surabaya tetap menjadi kota yang damai, sejuk, dan menghormati perbedaan tanpa tindakan anarkis,” tandasnya.  (anto)

Related posts

PPATK : Terjadinya Korupsi Terkait APBN/APBD Karena Adanya Peluang

kornus

KPU tetapkan Daftar Calon sementara DPR/DPD Pemilu 2024

Jokowi sebut Konektivitas pembayaran ASEAN Desak untuk diperkuat