Jakarta (Media Koran Nusantara) – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) berbenah diri untuk siap menghadapi berbagai ancaman bangsa, mulai dari ancaman murni militer dan persenjataan konvensional hingga mandala perang baru berbasis teknologi informatika.
Dinas Sistem Informasi TNI AD tengah berjuang menyiapkan sistem dan infrastruktur ke arah tersebut. Sehingga memerlukan waktu dan proses. Ancaman nonmiliter dari informasi menjadi mandala operasi sendiri di luar darat, laut, udara, dan luar angkasa.
“Belum lagi pertempuran informasi memanipulasi data, menghancurkan data musuh dan melindungi data sendiri itu juga menjadi operasi tersendiri. Itulah yang harus kami siapkan,” ujar Kepala Dinas Sistem Informasi TNI AD Brigadir Jenderal TNI Nugraha Gumilar, di Jakarta, Sabtu (19/8/2017).
Untuk menyemai pemahaman tentang ini, Dinas Sistem Informasi TNI AD menggelar seminar bersama Komunitas Teknologi Informasi dan Komunikasi TNI AD-organisasi nirlaba terdiri dari perorangan di kalangan teknologi informasi yang peduli pada kemajuan hal ini di lingkungan TNI AD-yang mengupas tentang kemandirian teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan TNI AD.
Dalam seminar itu dibahas pembangunan pusat data sesuai standar militer yang dibawakan Wisnoe Pribadi, adaptasi personel militer terhadap implementasi teknologi informatika oleh Dr Benny Ranti, dan manajemen keamanan elektonik bergerak oleh Yolandono Adhipurno.
Menurut Gumilar, tugas pokok dinas yang dia pimpin adalah membangun sistem dan infrastruktur teknologi informasi di lingkungan TNI AD.
“Kami juga menyiapkan SDM yang paham teknologi informasi yang fasih dengan keperluan-keperluan mandala operasi ini. Tidak kalah penting adalah membangun kebiasaan di kalangan militer bahwa informasi dan teknologi informatika ini sesuatu yang penting sekali. tidak bisa sengaja diumbar tanpa jaminan bahwa itu valid atau tidak,” ujar Gumilar.
Menurut Gumilar, TNI AD menyadari bahwa hal itu diawali dari sekarang dengan melakukan perbaikan-perbaikan dari berbagai aspek.
“Makanya kami membentuk komunitas tik ini yang terdiri dari anak-anak muda yang peduli pada kemajuan teknologi informasi, mendukung kami untuk menguatkan diri menghadapi ancaman yang berbasis teknologi informatika. Sehingga harapan kami, selain siap menghadapi ancaman berbasis militer tapi kami juga siap menghadapi ancaman non militer,” jelasnya.
Bersamaan dengan pembangunan sistem dan infratruktur teknologi informatika yang terus dilaksanakan TNI AD, menurut Gumilar, seiring itu juga instansi lain di dalam tubuh TNI AD bisa memakainya untuk menangkal peredaran kabar-kabar, informasi-informasi bohong dan menyesatkan.
“Kami sudah memiliki institusi yang memberi perimbangan berita sehingga masyarakat mendapatkan informasi tidak dari satu pihak saja. kami membangun sistem dan infrastrukturnya dan penggunanya institusi lain di TNI AD,” ucapnya.
Pembangunan sistem dan infrastuktur ini, lanjut Gumilar, sudah menjadi bagian dari rancangan besar organisasi dan postur TNI AD.
“Maka siapapun pimpinannya, rancangan besar ini tetap diwujudkan. Pimpinan itu akan menyiapkan bagaimana membangun di lingkungan kami, untuk lima-10 tahun ke depan. Rancangan besar inilah yang menjadi panduan kami sehingga ganti orang ganti sistem bisa dihindarkan,” jelasnya.(KN02)