Surabaya (KN) – Puluhan wartawan di Surabaya menggelar aksi solidaritas atas tindak kekerasan yang dilakukan oknum TNI AU pada wartawan, di depan Gedung Negara Grahadi, Selasa (16/10) sore.Aksi yang diikuti puluhan wartawan media cetak dan elektronik di Surabaya ini berlangsung sekitar pukul 15.30 Wib. Dengan membentangkan spanduk bertuliskan, “Adili oknum TNI AU, Hentikan Kekerasan Pada Wartawan serta berbagai spanduk yang bernadakan kritikan atas penganiayaan yang dilakukan oleh oknum TNI-AU kepada wartawan saat menjalankan tugas jurnalistik meliput jatuhnya pesawat jenis Hawk 200 di Pekanbaru, Riau, Selasa (16/10) pagi.
Dalam aksi tersebut, aksi treatikal dan berjalan mundur di depan Gedung Negara Grahadi juga dilakukan para awak media Surabaya ini sebagai simbol diberangusnya kebebasan press. “Ini wujud solidaritas kita sesama pekerja media. Yang perlu di garis bawahi, tidak seharusnya oknum TNI-AU di Riau itu melakukan kekerasan kepada rekan media yang saat itu melakukan tugas jurmalistik,” kata Tudji, kordinator aksi tersebut.
Tudji mengatakan, kekerasan di Pekanbaru, Riau sungguh tak menghargai profesi pekerja media. Karena itu solidaritas wartawan di Surabaya sangat mengecam dan berharap kekerasan terhadap wartawan tidak terjadi lagi.
Diketahui, enam wartawan yang jadi korban kekerasan oknum TNI AU tersebut di antaranya Didik Herwanto, fotografer Riau Pos (Jawapos Grup), Fakhri Rubianto, reporter Riau Televisi, Rian FB Anggoro (pewarta kantor berita ANTARA), Ari (TV One) dan Irwansyah (reporter RTV) serta Andika (fotografer Vokal). Tidak hanya penganiayaan, sejumlah oknum TNI AU yang berjaga-jaga di lokasi insiden pesawat jatuh juga merampas beberapa kamera milik pewarta foto yang tengah bertugas. (red)
Foto : Aksi Solidaritas wartawan Surabaya di depan Gedung Negara Grahadi Jl Gubernur Suyra Surabaya, Selasa (16/10) sore