Surabaya (KN) – Akhmad Suyanto, Wakil Ketua DPRD Surabaya dari PKS yang diberitakan menghilang dan mendapat cibiran dari Fraksi-Fraksi lain DPRD akhirnya muncul memberikan klarifikasi, Jumat (26/4/2013).Menurut Suyanto, dirinya bukan sengaja menghindar dari permintaan memimpin rapat Bamus DPRD Surabaya untuk agenda pembahasan sidang paripurna istimewa pergantian Ketua DPRD Surabaya. Suyanto mengaku baru datang dari Jakarta mengerjakan tugas partainya sejak Minggu (21/4/2013).
“Di Kemensos dan Kementan, kami melakukan tugas partai berkaitan dengan program di Pemkot Surabaya. Salah satunya adalah penutupan lokalisasi. Selain itu juga terkait Pemberhentian Pak Wishnu Wardhana, konsultasi ke Komisi II DPR RI,” ujar Suyanto, Jumat, (26/4/2013).
Suyanto mengaku dirinya memang dihubungi oleh Wisnu Sakti Buana (WS) wakil ketua DPRD Surabaya dari PDIP untuk memimpin rapat Bamus beberapa hari lalu. Namun saat itu dirinya sedang memimpin rapat partainya.
“Ada miscall memang. Tapi saya juga membelasnya dengan SMS.Ngapunten (mohon maaaf) mas lagi rapat dengan partai, mohon sementara sms rumiyen,” katanya kepada wartawan.Dengan SMS ini merupakan komunikasinya dengan internal DPRD Surabaya bukan malah menghilang.
Berlarutnya pergantian antar waktu untuk Wishnu Wardhana dan Agus Santoso setelah ada SK Gubernur Jatim, menurutnya segera akan dibahas bersama dengan Wisnu Sakti. Akhmad Suyanto mengaku akan kooperatif menyelesaikan masalah ini dengan Wisnu Sakti.
“Agar cepat selesai, saya akan ketemu dengan Pak Wishnu Sakti agar proses kelanjutan SK Gubernur Jatim bisa berlanjut. Intinya tidak ada niatan dari saya untuk menghambat asalkan sudah sesuai dengan prosedur,” ungkapnya.
Akhmad Suyanto mau memimpin rapat atau sidang tersebut asalkan syarat yang sebelumnya diminbta PKS dipenuhi. Yakni agar Wisnu Sakti mau membuat surat pernyataan agar melimpahkan wewenangnya kepada Suyanto. Harus ada bukti hitam diatas putih.
Sikap hati hati itu dipilih menurut Suyanto karena yang sedang dihadapi ini merupakan masalah hukum untuk mengantisipasi konsekuensi yang timbul di kemudian hari.Selain surat disposisi tersebut juga harus ada stempel DPRD Surabaya sebagai kelengkapan administrasi.
Ditambahkan Ketua DPD PKS Surabaya Ibnu Shobir, jika benar Wisnu Sakti berada di Singapura pihaknya menugaskan Suyanto untuk bertemu dengan Wisnu di negara tersebut sekaligus menjenguk ibunya yang sedang sakit.
“Saya meminta pak Suyanto untuk membahas segera masalah ini dengan wakil ketua lainnya, meskipun harus terbang ke Singapura,” ujarnya. (anto)