Sidoarjo (MediaKoranNusantara.com) – Anggota Komisi E DPRD Jatim dari Fraksi Gerindra, dr Benjamin Kristianto M.A.R.S, Kamis (17/9/2020) malam, menggelar Rese untuk menampung aspirasi masyarakat pada kegiatan Reses II Tahun 2020 Anggota DPRD Jatim.
Pemyerapa aspirasi masyarakat ini digelar di Desa Semambung, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo. Beberapa aspirasi yamg disampaikan oleh masyarakat masyarakat kepada dr Benjamin untuk ditindaklanjuti selaku anggota DPRD Jatim dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jatim 2 (Sidoarjo).
Dari lima titik reses, Benjamin mendapatkan permasalahan yang paling sering dikeluhkan, yakni soal belajar daring di masa pandemi Covid- -19. ‘Emak-emak banyak yang mengeluh dan protes karena tak bisa masak atau berjualan karena harus mendampingi anaknya belajar daring, “ujar dr Benjamin.
Untuk itu, dia mengimbau kepada Dinas Pendidikan Provinsi untuk memfasilitasi kuota internet yang sudah diprogramkan Pemprov Jatim dan Pemerintah Pusat.
“Ya, saya minta kuota internet segera dibagikan ke sekolah-sekolah secara merata. Lantaran saat disurvei program yang berlangsung selama empat bulan ini (sampai Desember), ternyata di Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo belum terdistribusikan ke siswa. Kalau Surabaya sudah dua Minggu lalu,” kata Benyamin.
” Prosesnya siswa mendaftarkan nomor HP ke sekolah masing-masing. Kalau belum dapat sampaikan ke kami (DPRD Jatim) karena ini program Pemprov dan pemerintah pusat ,”ujar dia.
Selain itu, sebelumya Benjamin juga menerima keluhan dari warga Sedati. Yang dikeluhkan warga soal jumlah SMA negeri di Kabupaten Sidoarjo yang masih kurang, sehingga tidak mampu menampung semua siswa yang mendaftar.
Menanggapi hal ini, Benjamin menyatakan apa yang menjadi usulan warga ini nantinya akan disampaikan pada rapat paripurna DPRD Jatim bersama Pemprov.
“Idealnya setiap kecamatan memang harus ada satu SMA dan SMK negeri. Untuk itu, apa yang menjadi usulan atau keluhan masyarakat ini semua kita tampung.Tapi terus terang prosesnya tak mudah dan butuh waktu panjang. Yang jelas, semua persoalan ini akan saya sampaikan ke Pemprov, “tandasnya.
Sementara di bidang kesehatan. Saat menggelar reses di Wonoayu sehari sebelumnya, dirinya juga menerima keluhan soal antrean di rumah sakit. Karena peserta umum dan peserta BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dibedakan.
Pihak rumah sakit. Bahkan, ada kesan pelayanan untuk peserta BPJS sangat berbelit. “Ini harus menjadi perhatian semua pihak, bahwa peserta umum atau peserta BPJS itu butuh pertolongan kesehatan. Jadi, kita enggak boleh membedakan-bedakan. Prioritas utama adalah pelayanan terhadap masyarakat dan itu tak boleh pandang ekonomi mereka, “ungkap dia.
Terkait pelayanan peserta BPJS di Semambung, pihaknya sudah bersurat berkali-kali ke BPJS Cabang Sidoarjo agar RS Sheila yang dikela itu diperkenankan melayani peserta BPJS dan orang tak mampu.
Hanya saja pihak BPJS memberikan jawaban jika ada aturan baru bahwa rumah sakit yang melayani BPJS harus sudah terakreditasi. Karena saat ini pandemi Covid-19, maka pihak Jakarta tak bisa melakukan akreditasi.
“Dalam kondisi seperti ini seharusnya tak perlu akreditasi. Tapi rumah sakit tersebut harus menjaga mutu. Saya melihat persoalan ini bukan di rumah sakitnya, tapi BPJS Cabang Sidoarjo yang belum melakukan. Mudah- mudahan ini cepat terealisasi, sehingga masyarakat Semambung yang berobat lewat BPJS tak jauh-jauh, “tandas Benjamin.
Keluhan lainnya, terkait banyaknya pengangguran sebagai dampak Covid-19, Benjamin mendorong agar sektor UMKM digalakkan kembali. Namun demikian, mereka harus memiliki jiwa wiraswasta. Selain itu, mereka harus dibantu pelatihan-pelatihan dan dana untuk permodalan.
“Juga harus dipikirkan bagaimana pemasarannya. Sebab, produk itu jangan sampai berhenti. Jika berhenti produk tidak akan laku dijual ke masyarakat. Tapi juga harus ada penampungan hasil produk untuk menggerakkan sektor ekonomi,” harapnya.
Untuk itu, apa yang jadi aspirasi masyarakat selama reses itu, lanjut dia, nanti di Badan Anggaran (Banggar) DPRD Jatim akan disampaikan kepada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa untuk fokus pada sektor kesehatan. Karena Covid-19 itu masih ada.
“Ini bukan bohong, bukan imajiner.Tapi virus Covid-19 itu nyata dan tidak hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga ekonomi. ” UMKM harus dihidupkan, tapi tetap menggunakan protokol kesehatan yang ketat, ” pungkas Benjamin. (KN01)
Foto : Anggota DPRD Jatim, dr Benjamin Kristianto M.A.R.S, saat menggelar Rese di Desa Semambung, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Kamis (17/9/2020) malam