KORAN NUSANTARA
Headline indeks Surabaya

Selama Ramadhan, BPOM Surabaya Temukan Ratusan Produl Tak Layak Konsumsi

BPPOM-SurabayaSurabaya (KN) – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya, menemukan ratusan produk tidak layak konsumsi seperti makanan, kosmetik, hingga jamu dan obat. Termasuk menemukan produk takjil yang mengandung boraks.“Ini hasil pantauan selama bulan Ramadan, banyak prosuk tanpa izin edar dan tidak memenuhi ketentuan berhasil kami sita, jumlahnya lebih dari 213 produk,” kata Kepala BPOM Surabaya, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa.

Dikatakannya BPOM akan terus memantau peredaran produk tak layak konsumsi tersebut. Selama bulan ramadan banyak penjual makanan yang mencari untung dengan cara yang tidak wajar mulai dengan mencampur makanan dengan zat berbahaya hingga memanipulasi tanggal kadaluarsa makanan. “Kami pantau terus peredarannya, karena kasus seperti ini tak bisa hilang dan selesai begitu saja,” tuturnya.

Menurut Bagus masyarakat harus lebih berhati-hati dalam membeli makanan jika tidak, maka kesehatan akan menjadi taruhannya. Banyak dampak yang diakibatkan jika seseorang mengkonsumsi makanan yang mengadung zat berbahaya seperti gangguan pencernaan hingga keracunan makanan bahkan efek jangka panjangnya bisa terkena kanker. ”Biasanya yang terjadi ganguan pencernaan, tapi apabila ada zat makanan berbahaya sesorang bisa keracunaan,” ucapnya.

Kepala Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya, Anis Catur Adi, mengimbau masyarakat selektif dalam membeli makanan atau parcel pada saat lebaran. Masyarakat harus memperhatikan tanggal kadaluwarsanya, kondisi fisik atau kemasan juga menjadi pertimbangan khusus. Apakah makanan tersebut masih layak dikonsumsi. Terutama apabila produk tersebut sudah mendekati tanggal kadaluwarsa.

Jika terdapat tanda-tanda kerusakan, Anis mengungkapkan pastinya makanan di dalamnya bisa mengandung mikroba patogen. Bila dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti mual dan diare. Selain itu jenis makanan hewani lebih berisiko patogen yang dampaknya lebih berat daripada sayur atau buah.”Banyak risiko yang harus ditanggung konsumen jika mengkonsumsi makanan yang mengandung mikroba patogen atau bakteri,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Mikroba Patogen adalah mikroba yang dapat menyebabkan penyakit dan ditemukan diberbagai tempat, tersebar luas di tanah, air, udara, tanaman, hewan dan manusia. Mikroba tersebut dapat terbawa oleh pangan atau tangan dan peralatan masak yang dapat mencemari pangan sehingga menyebabkan penyakit. Pangan mentah terutama daging sapi, unggas, seafood dan cairan yang ditimbulkannya dapat mengandung mikroba patogen yang dapat mencemari pangan lainnya selama pengolahan dan penyimpanan.

Umumnya mikroba patogen yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah mikroba yang mempunyai pertumbuhan optimal pada suhu 20-40 derajat Celcius. Bakteri memperbanyak diri dengan membelah satu menjadi dua dan seterusnya, pada kondisi yang paling optimal satu bakteri dapat memperbanyak diri menjadi satu juta dalam waktu kurang dari 4 jam. Memasak pangan dengan tepat dapat membunuh mikroba patogen. (wan)

Related posts

Kepala BNPT : Awas, Kecanduan Game Online karena Ada Radikalisme

Jelang Piala Dunia U-17, Wali Kota Eri Cahyadi Kebut Perbaikan Minor Stadion GBT

kornus

Gubernur Jatim Perintahkan Seluruh ASN PN Surabaya Rapid Test

redaksi