KORAN NUSANTARA
indeks Jatim

Salah satu Upaya Perbaiki Pendidikan di Jatim Melalui Madrasah Diniyah Salafiyah

Surabaya (KN) – Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, salah satu upaya memperbaiki pendidikan di Jatim adalah melalui Madrasah Diniyah Salafiyah. Sebab dalam pendidikan tersebut semua bidang pendidikan diajarkan, yakni mulai kegamaan, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan.Ini dikatakan Gubernur Soekarwo Usai Penandatangan Nota Kesepahaman dengan 34 Perguruan Tinggi Swasta Agama Islam (PTSAI) Jatim di Kantor Gubernur Jatim Jl Pahlawan Surabaya, Senin (8/10).

Menurutnya, para pemimpin kerajaan zaman dulu bisa sukses memimpin rakyatnya tidak cukup belajar di ilmu sosial saja, tetapi juga belajar agama, budaya lokal dan Madarasah Diniyah.

Gubernur menambahkan, Indonesia akan menjadi negara besar jika tidak ada konflik horizontal, mempunyai SDM dengan skill dan manajeman yang andal serta bisa mencintai produk dalam negeri sendiri.

Hal ini bisa terlaksana yakni salah satunya memasukan sekolah keagamaan dengan memasukan mata pelajaran yang ada di Madarasah Diniyah/Salapiyah. Selain itu, kata Gubernur Soekarwo dalam arahannya, Indonesia khususnya Jatim ke depan akan menghadapi dunia yang luar biasa majunya. Menurut data dari Kementerian Negara BUMN ada 132 juta orang dan berdasarkan berita di koran harian Nasional pada sensus di Indonesia ada 152 juta orang telah memasuki penduduk kelas menengah baru yang mempunyai penghasilan di atas 3000-4000 dollar AS.

Dengan data itu diharapkan pendidikan Madarasah Diniyah Salafiyah ikut dimasukan dalam pengajaran pada penduduk kelas menengah baru tersebut. “Dengan memperkuat pendidikan berbasis Madarasah Diniyah tidak akan menjadi pasar potensial negara lain di dunia,” tuturnya.

Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan, lulusan Madarasah Diniyah cukup hebat karena bisa menguasai huruf latin dan huruf arab. “ Ini yang membedakan dengan lulusan sekolah umum,” ujarnya.

Tetapi di Unesco lulusan Madarasah Diniyah masih belum dianggap bisa membaca sehingga dinyatakan buta huruf. Oleh sebab itu dengan adanya program ini bisa menurunkan angka buta huruf di Jatim yang berdampak pada naiknya indeks pembangunan manusia (IPM).

Sebenarnya para lulusan Madarasah Diniyah cukup hebat contohnya seperti Gus Dur yang awal pendidikannya dimulai dari madrasah, baru melanjutkan pendidikan di Mesir, Amerika dan Eropa. “Pendidikan Madarasah Diniyah salah satu yang diajarkan adalah nilai-nilai lama dipertahankan sedangkan nilai-nilai baru diserap pelan-pelan,” katanya. (rif)

 

Foto : Kantor Gubernur Jawa Timur di Jl Pahlawan Surabaya

Related posts

Pangdam Pastikan Pasukan TNI Tak Bawa Senjata Saat Pengamanan Pemilu 2014

kornus

Ketua DPRD : Belum Ada Pembahasan Terkait Wacana Refocusing APBD Jatim Rp 1.2 Triliun, Belum Ada Perintah dari Pusat

kornus

Hari Terakhir Pendaftaran Gugatan Sengketa Pemilu, MK Baru Terima 30 Perkara

redaksi