KORAN NUSANTARA
indeks Nasional

Prajurit POM TNI Cegah Pengunjuk Rasa di Lebanon

Lebanon (KN) – Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan, kemampuan dan ketrampilan menghadapi gangguan keamanan di Sector East Military Police Unit (SEMPU), dilaksanakan latihan CRC (Crowded Riot Control) bagi prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas POM TNI Konga XXV-D/UNIFIL, yang berlangsung di lapangan sepak bola Sector East Head Quarter, Base Miguel De Cervantes, Lebanon Selatan, Rabu (20/6/2012). Dalam melaksanakan latihan tersebut, Satgas POM TNI melibatkan Nepbatt (Nepal Battalion) yang bertindak sebagai pengunjuk rasa.

Dalam skenario latihan tersebut, Pasi Ops Mayor Cpm Sutrisno selaku perencana dan pengendali latihan menjelaskan, ketika Tim Foktrot dibawah pimpinan Dantim Serka Kurnia Yahya dan Serda Ade Kurniawan tengah melaksanakan tugas jaga di Alpha Gate, tiba-tiba sekelompok penduduk sipil mendatangi penjagaan tersebut dengan tujuan untuk menghadap Dansatgas POM TNI Letnan Kolonel Cpm Ida Bagus Rahwan Diputra, S.H, dengan maksud menuntut ganti rugi tanah mereka yang digunakan UNIFIL.

Menghadapi situasi yang demikian, Serka Kurnia melaporkan kejadian tersebut kepada perwira jaga dalam hal ini Kapten Laut (PM) Aang Iskandar S.Sos, dan langsung dilaporkan kepada Pasi Ops Mayor Cpm Sutrisno, selanjutnya Pasi Ops memerintahkan untuk melaksanakan negosiasi.

Setelah negosiasi tidak dicapai kesepakatan Pasi Ops menyiapkan Tim CRC,  sebelum melakukan aksinya Tim CRC yang dipimpin Lettu Laut (PM) Anantyo Prahasto, S.H, melaksanakan negosiasi terlebih dahulu dengan penduduk sipil untuk diajak musyawarah dengan negosiator Lettu laut (K) dr. Bobi Yohanes Sewow, namun tidak menemui kesepakatan.

Penduduk sipil merasa kecewa dan tidak puas, sehingga mengumpulkan penduduk lain untuk memaksa masuk menerobos penjagaan yang dijaga ketat oleh Prajurit Satgas POM TNI yang sedang bertugas. Suasana menjadi kacau dan sekelompok penduduk tersebut mulai melakukan tindakan yang anarkis. Melihat situasi semakin memanas dan situasi tidak bisa dikendalikan, tim CRC yang telah disiagakan untuk segera menggunakan perlengkapan yang telah disiapkan.

Melihat suasana semakin kacau dan tidak bisa dikendalikan lagi, Pasi Ops melaporkan  kepada Dansatgas untuk mengambil keputusan lebih lanjut.  Akhirnya, Dansatgas memerintahkan  pasukan CRC yang telah disiapkan untuk diterjunkan ke lapangan guna menghadang massa, jangan sampai pengunjuk rasa masuk ke Markas SEMPU dengan melakukan tindakan yang lebih anarkis.

Dalam situasi carut marut ada beberapa pengunjuk rasa yang menjadi korban dan mengalami luka-luka, melihat situasi yang demikian Bakes SEMPU Serka Rano Bayu Winarno dengan cekatan dan trampil dibantu anggota lain melaksanakan pertolongan pertama terhadap korban yang mengalami pendarahan, akhirnya korban dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk dilaksanakan pengobatan. Setelah melihat korban berjatuhan, pengunjuk rasa mulai mengendorkan niatnya untuk melanjutkan memasuki Markas SEMPU dan menuntut ganti rugi atas lahan mereka.

Dengan kemampuan dan ketrampilan Prajurit POM TNI yang telah terlatih akhirnya pengunjuk rasa dapat dicegah masuk ke dalam Markas SEMPU dan dilanjutkan negosiasi kembali, dengan pertimbangan berbagai hal akhirnya pengunjuk rasa mau menerima argumentasi yang disampaikan negosiator Lettu laut (K) dr. Bobi Yohanes Sewow yang selanjutnya kerumunan massa dapat dibubarkan dan situasi dapat dikendalikan dengan baik. (red)

(Sumber berita Puspen TNI/Bapen Satgas POM TNI Konga XXV-D/UNIFIL, Sersan Mayor Parjo)

Related posts

Dukung Farmasi Nasional, BUMN Sinergi Bangun Pabrik Paracetamol

Mahasiswa ITS Manfaatkan SCW sebagai Pengurai Limbah Plastik PP

kornus

Sekda Ajak NU Kembangkan Ekonomi Syariah

kornus